ChanelMuslim.com – Dunia dan akhirat adalah kehidupan yang amat menentukan bagi manusia. Dunia sebagai bekal untuk rumah abadi di akhirat. Maka kebaikan selalu kita harapkan di kedua tempat ini, sebagaimana Nabi Musa meminta pada Allah dalam surah Al-A’raf 156:
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”.
Baca Juga: Al-A’raf 155: Ya Allah Ampuni Aku dan Rahmatilah Aku
Al-A’raf 156: Memohon Kebaikan Di Dunia dan Akhirat
Hasanah disini adalah kebaikan berupa rahmat Allah. Pada ayat 155 Nabi Musa meminta kepada Allah supaya diberi ampunan dan rahmat-Nya (فاغفر لَنَا وارحمنا).
Kemudian di ayat 156, Nabi Musa meminta rahmat Allah berupa kebaikan (hasanah) di dunia dan akhirat.
Ini artinya rahmat Allah yang tidak terbatas untuk kehidupan akhirat, namun juga di dunia.
Secara bahasa, hasanah adalah segala yang dianggap baik oleh manusia. Namun secara syari’at hasanah adalah segala yang dianggap baik oleh syari’at.
Syari’at adalah pengawas atas segala perbuatan dan tindakan kita. Kebaikan berdasarkan syari’at bukan ditentukan dari kacamata manusia. Karena manusia seringkali menganggap suatu kemaksiatan adalah baik, seperti: pendukung LGBT mengaku sedang memperjuangkan hak manusia dan itu dianggap baik oleh mereka.
Manusia sering kali memandang kebaikan pada hal-hal yang bersifat kuantitas, di tambah mereka mengukur waktu datangnya kebaikan dengan perhitungan matematika dunia. Padahal tidak sedikit kebaikan yang tidak ada di dunia namun dihadirkan di akhirat.
Kebaikan di dunia juga bisa didapatkan oleh manusia sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada makhluknya. Kebaikan ini Allah berikan tidak terbatas pada orang mukmin saja, namun juga orang kafir. Seperti: tumbuh-tumbuhan, hewan, alam dan lain lain yang bisa dinikmati dan di manfaatkan oleh mereka.
Dengan demikian rahmat Allah sangat luas untuk seluruh makhluknya, namun rahmat Allah di akhirat hanya di khususkan untuk orang yang beriman kepada-Nya. [Ln]