TIGA hal fundamental soal suara azan dijelaskan oleh K.H. Dr. Surahman Hidayat, M.A. berdasarkan Quran dan Hadits yaitu sebagai berikut.
Istilah azan disebut dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 3:
وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
“Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya…”
Terkait dengan shalat wajib lima kali sehari dianjurkan melantunkan azan di setiap masjid dan musholla untuk mendirikan shalat jamaah.
Dianjurkan pula melantunkannya oleh muazin dengan suara yang bagus dan nyaring menjangkau radius yang luas.
Adalah muazin pertama sahabat Bilal radhiyallahu anhu, dipilih oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam karena suaranya yang bagus, enak didengar dengan jangkauan yang luas dan menyentuh kalbu para mustami’ seluas radius dan zona di mana suara azan terdengar dengan jelas.
Melalui suara para muazin, Gusti Allah ”mempermaklumkan” secara jelas dan luas bahwa di sini zona aman sentosa.
Aman dari gangguan syetan dan iblis yang berlari terbirit-birit selama azan diperdengarkan.
Bersamaan dengan para syetan meninggalkan wilayah dan zona aman ini maka para malaikat rahmah pun berdatangan sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:
إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثَوَّبَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَر
”Apabila diserukan azan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan.
Bila muazin selesai mengumandangkan azan, ia datang hingga ketika diserukan iqamat ia berlalu lagi …” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Setan Sangat Takut Suara Azan
Tiga Hal Penting Soal Suara Azan
Faktor zona aman yang kedua, ialah adanya larangan terhadap pasukan muslim meski telah memaklumkan perang untuk menyerang wilayah di mana suara azan diperdengarkan.
Sebagaimana arahan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang diteruskan oleh para khalifah dan dilaksanakan oleh panglima perang.
Faktor keamanan ketiga ialah, bahwa sesuai sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud)
Pertanda pasti wafatnya dalam posisi husnul khatimah.
Artinya, sesuai suratan takdir Ilahi, apakah sebagai muazin atau mustami’in yang memang dianjurkan mengulang kalimat yang dilantunkan oleh muazin saat mengucap “Allah terlebih Laa ilaaha ilallah” dari bacaan azan.
Berbahagialah dia atau mereka dengan wafat husnul khatimah. Zona dan radius suara azan kondusif untuk husnul khatimah. Allahu Akbar walhamdu lillah. Tabarakallah.[ind]
Sumber: Sharia Consulting Center