HATI-HATI dalam menyebarkan berita. Sebelum menyebarkan berita itu, pastikan bahwa itu adalah berita yang benar. Jangan sampai menyebarkan berita yang bohong.
Ustaz Farid Nu`man Hasan menjelaskan bahwa ketika kita membaca Broadcast di medsos, jangan dulu disebarkan. Pastikan dulu kebenarannya, dan pastikan pula manfaatnya.
Baca Juga: 7 Akun Instagram Influencer Dakwah yang Bikin Kita Nggak Ketinggalan Berita Terkini
Hati-Hati dalam Menyebarkan Berita
Walau benar tapi tidak ada manfaatnya, tetap tahan diri, khawatir malah menimbulkan fitnah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
بِحَسْبِ الْمَرْءِ مِنَ الْكَذِبِ أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Cukuplah seseorang termasuk berbohong jika dia membicarakan semua apa yang didengarnya. (HR. Muslim no. 5)
Hadits ini mengajarkan untuk menahan diri, tidak mudah nyerocos dan nge-share berita
Sebab, jika sehari kita mendapatkan 20 berita, sangat mungkin ada yang dusta walau satu.
Jika semuanya kita sebarkan, maka kita pun menyebarkan satu kebohongan, walau tidak ada unsur kesengajaan, itu tetap berbohong dan kecerobohan.
Imam an Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
وَأَمَّا مَعْنَى الْحَدِيثِ وَالْآثَارِ الَّتِي فِي الْبَابِ فَفِيهَا الزَّجْرُ عَنِ التَّحْدِيثِ بِكُلِّ مَا سَمِعَ الْإِنْسَانُ فَإِنَّهُ يَسْمَعُ فِي الْعَادَةِ الصِّدْقَ وَالْكَذِبَ فَإِذَا حَدَّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ فَقَدْ كَذَبَ لِإِخْبَارِهِ بِمَا لَمْ يَكُنْ وَقَدْ تَقَدَّمَ أَنَّ مَذْهَبَ أَهْلِ الْحَقِّ أَنَّ الْكَذِبَ الْإِخْبَارُ عن الشيء بخلاف ماهو وَلَا يُشْتَرَطُ فِيهِ التَّعَمُّدُ لَكِنَّ التَّعَمُّدُ شَرْطٌ فِي كَوْنِهِ إِثْمًا وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Ada pun makna hadits dan atsar dalam bab ini adalah larangan keras bagi manusia membicarakan semua yang dia dengarkan, sebab aktivitas mendengarkan itu biasanya ada yang benar dan bohong, maka jika dia membicarakan semua yang didengarnya barang tentu dia telah berbohong, karena telah menyebarkannya apa-apa yang tidak terjadi.
Telah dijelaskan sebelumnya, menurut madzhab Ahlul haq bahwa yang dikatakan berita bohong adalah sesuatu yang menyelisihi apa yang seharusnya. Dalam hal ini, unsur kesengajaan itu tidaklah menjadi syarat bahwa dia telah berbohong, tetapi kesengajaan itu merupakan syarat yang membuat dirinya berdosa. Wallahu A’lam
(al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 1/75)
Maka, jangan tergesa-gesa, sebab tergesa-gesa itu dari syetan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
التأني من الله و العجلة من الشيطان
Hati-hati itu dari Allah, tergesa-gesa itu dari syetan.
(HR. al Baihaqi, as Sunan al Kubra, 10/104. Sanadnya: hasan)
Wallahu Muwafiq Ilaa Aqwamith Thariq.[ind/Cms]