ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 70 menjelaskan bahwa diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad adalah sebagai peringatan bagi orang yang hidup. Selain itu, peringatan juga bahwa akam ada azab bagi kaum Kafir.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 69, Nabi Muhammad bukan Penyair
Isi Surat Yasin Ayat 70
ليُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ
“Agar dia memberi peringatan bagi orang yang hidup dan tetaplah ucapan (adzab) bagi kaum kafir.”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang mengutip dari buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, Allah turunkan Al-Qur’an ini kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam agar beliau memberikan peringatan kepada setiap yang hidup di muka bumi. (Disarikan dari Tafsir Ibn Katsir).
Al-Qur’an ini diturunkan untuk memberi peringatan kepada yang hidup.
Namun, kebanyakan saudara kita banyak membacakan surat Yaasin yang di dalamnya terdapat ayat ini dikhususkan untuk orang yang sudah meninggal, bukan orang yang masih hidup.
Terdapat beberapa hadits yang menunjukkan keutamaan membacakan surat Yaasin pada orang yang sudah meninggal, tetapi berkisar pada hadits-hadits yang lemah atau palsu menurut penelitian yang benar dari Ulama Ahlul Hadits.
Di antaranya adalah hadits-hadits lemah/ palsu itu adalah :
مَا مِنْ مَيِّتٍ يَمُوْتُ ، فَيُقْرَأُ عِنْدَهُ سُوْرَةُ (يَسٍ) ؛ إِلَّا هَوَّنَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ
“Tidaklah ada suatu mayit yang dibacakan di sisinya surat Yaasin kecuali Allah Azza Wa Jalla akan meringankan (siksa) terhadapnya.” (H.R ad-Dailamiy).
Di dalam sanad hadits tersebut terdapat perawi yang bernama Marwan bin Salim. Al-Imam Ahmad dan anNasaai menyatakan bahwa ia tidaklah terpercaya.
Sedangkan as-Saajiy dan Abu ‘Aruubah menyatakan bahwa ia suka memalsukan hadits.
Contoh hadits lain yang lemah/ palsu tentang keutamaan membaca surat Yaasin terhadap orang yang sudah meninggal:
مَنْ دَخَلَ الْمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ يس خُفِّفَ عَنْهُمْ يَوْمَئِذٍ ، وَكَانَ لَهُ بِعَدَدِ مَنْ فِيْهَا حَسَنَات
“Barangsiapa yang masuk ke kuburan kemudian membaca surat Yaasin, maka akan diringankan (siksa) untuk mereka pada hari tersebut.
Bagi dia (pembaca) akan mendapatkan kebaikan sebanyak jumlah (penghuni) di sana (diriwayatkan oleh ats-Tsa’labiy dalam Tafsirnya).
Hadits ini dinyatakan oleh as-Sakhowy –murid al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqolaaniy- sebagai hadits yang tidak shahih (al-Ajwibah al-Mardhiyyah fiimaa su-ila as-Sakhoowiy ‘anhu minal ahaadits anNabawiyyah(1/170)).
Ada satu hadits terkait membacakan Yaasin terhadap orang yang akan meninggal dunia, yang diperselisihkan oleh para Ulama. Hadits tersebut adalah:
اقْرَءُوا (يس) عَلَى مَوْتَاكُمْ
“Bacakanlah Yaasin kepada orang yang akan meninggal (di antara) kalian.” (H.R Abu Dawud, Ibnu Majah).
Hadits ini dilemahkan oleh sebagian Ulama, di antaranya al-Imam anNawawiy dalam al-Adzkar menyebutkan kelemahan sanad hadits itu karena adanya 2 perawi yang majhul (tidak dikenal).
AdDaraquthny juga menyatakan bahwa hadits ini sanadnya mudhtharib (guncang), matannya majhul, dan tidak sah.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 68, Manusia Tidak Selamanya Kuat
Sebagian Menyatakan Sah
Sebagian Ulama menyatakan hadits itu sah, di antaranya Ibnu Hibban meriwayatkannya dalam Shahihnya. Sudah dimaklumi dari kebiasaan Ibnu Hibban yang menganggap tsiqoh perawi yang majhul.
Ada sebuah penisbatan kepada Ibnu Hajar al-‘Asqolaaniy bahwa beliau melihat adanya jalur penguat terhadap hadits ini yaitu ketika seorang Sahabat bernama Ghudhaif bin al-Harits akan meninggal dunia.
ia bertanya, “Adakah yang bisa membacakan Yaasin?” Kemudian Sholih bin Syuraih as-Sakuuniy membacakan surat Yaasin untuknya.
Ketika terbacakan 40-an ayat, Ghudhaif meninggal dunia (disebutkan oleh Ibnul ‘Allan dalam syarh al-Adzkaar).
Kalaupun hadits ini dianggap sah, maka yang dimaksud dengan mautaakum dalam hadits itu adalah orang yang akan meninggal. [Cms]