ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 69 menjelaskan terkait bantahan atas tuduhan orang-orang Kafir Quraisy yang menyatakan bahwa Rasulullah adalah penyair. Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah adalah suatu peringatan sekaligus bacaan yang jelas.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 68, Manusia Tidak Selamanya Kuat
Isi Surat Yasin Ayat 69
ومَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآَنٌ مُبِينٌ
“Dan tidaklah Kami mengajarkan kepadanya (Nabi Muhammad) syair, dan hal itu tidak mungkin baginya. Tidaklah itu melainkan peringatan dan bacaan yang jelas.”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang dikutip dari buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, dalam ayat ini Allah mensucikan Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam dari celaan dan tuduhan orang-orang Musyrikin Quraisy bahwa beliau adalah penyair, bahwa al-Quran adalah untaian syair (Tafsir as-Sa’di).
Pembelaan Allah dan bantahan bahwa Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah penyair, seperti disebutkan dalam ayat yang lain:
وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ
“Dan bukanlah dia (al-Quran) sebagai ucapan penyair. Sedikit orang yang beriman.” (Q.S al-Haaqqah: 41).
Keindahan dan mukjizat al-Quran yang luar biasa membuat orang-orang Kafir Quraisy kebingungan dalam menolaknya.
Tidak ada satu kalimat yang tegas dalam mendefinisikan apa al-Quran itu di sisi mereka.
Kadang kala mereka menyebutnya sebagai sihir, kadangkala sebagai mimpi kosong, kadangkala sebagai ‘suatu yang diada-adakan’, kadangkala sebagai syair.
بَلْ قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ
“Bahkan mereka berkata: Itu adalah mimpi kosong, (sebagian berkata) bahkan itu adalah sesuatu yang diada-adakan, (sebagian lagi berkata): bahkan dia (Muhammad) adalah penyair…” (Q.S al-Anbiyaa’ ayat 5).
Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam tidak mampu menggubah sendiri suatu syair dengan kesadaran beliau.
Apabila ada suatu lontaran kalimat yang menyerupai sebuah syair, maka itu adalah ungkapan spontan bukan atas kesadaran dan maksud menyusunnya menjadi sebuah untaian syair.
Demikian yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya. Salah satu ungkapan spontan beliau yang menyerupai syair, adalah :
أَنَا النَّبِيُّ لَا كَذِبْ … أَنَا ابْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبْ
Aku adalah Nabi, tidak ada kedustaan….Aku adalah putra Abdul Muththolib (H.R al-Bukhari dan Muslim dari al-Bara’).
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 67, Allah Bisa Mengubah Wujud Manusia
Tidak Pernah Menggubah Untaian Syair Sendiri dengan Kesadarannya
Nabi shollallahu alaihi wasallam tidaklah pernah menggubah untaian syair sendiri dengan kesadarannya, tetapi beliau bisa saja mempermisalkan keadaan dengan ucapan syair yang dibuat orang lain.
Seperti ungkapan syair yang dinisbatkan kepada Abdullah bin Rowahah (sebenarnya itu adalah gubahan Thorfah bin al-‘Abd), beliau pernah mengutipnya.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَ قِيلَ لَهَا هَلْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَمَثَّلُ بِشَيْءٍ مِنَ الشِّعْرِ قَالَتْ كَانَ يَتَمَثَّلُ بِشِعْرِ ابْنِ رَوَاحَةَ وَيَتَمَثَّلُ وَيَقُولُ وَيَأْتِيكَ بِالْأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوِّدِ
Dari ‘Aisyah -radhiyallahu anha- beliau berkata: Ditanyakan kepada beliau: Apakah Nabi shollallahu alaihi wasallam mempermisalkan sesuatu dengan syair? Aisyah –semoga Allah meridhainya- menjawab: Ya. Beliau pernah membuat permisalan dengan syair Ibnu Rowaahah. Beliau menyatakan:
وَيَأْتِيكَ بِالْأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوِّدِ
“dan akan datang membawa kabar kepadamu seseorang yang tidak engkau beri bekal.” (H.R atTirmidzi, anNasaai, Ahmad, dan al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan al-Albany).
Secara asal, isi syair ada yang baik, ada juga yang buruk.
الشِّعْرُ بِمَنْزِلَةِ الْكَلاَمِ : حَسَنُهُ كَحَسَنِ الْكَلاَمِ ، وَقَبِيحُهُ كَقَبِيحِ الْكَلاَمَ
Syair itu kedudukannya seperti ucapan. Syair yang baik seperti ucapan yang baik. Dan yang buruk seperti ucapan yang buruk (H.R al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan al-Albaniy karena adanya beberapa jalur penguat). [Cms]