ChanelMuslim.com – Surat Yasin Ayat 8 berisi tentang keadaan orang-orang Kafir yang menentang dakwah Rasulullah. Mereka diazab dengan sangat pedih, seperti dijadikan leher mereka terdapat belenggu.
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 6, Al-Qur’an sebagai Peringatan
Isi Surat Yasin Ayat 8
إنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ
“Sesungguhnya Kami jadikan di leher mereka ada belenggu (hingga tangan mereka terkumpul) di dagu, menyebabkan mereka tengadah (menghadap ke atas).”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang mengambil sumber dari Buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, dijelaskan bahwa seseorang yang terbelenggu tangannya terikat bersama leher, menyebabkan wajahnya tengadah ke atas.
Mereka tidak mau tunduk kepada kebenaran (keimanan), tidak mau menundukkan wajahnya ke bawah (disarikan dari Tafsir al-Jalalain).
Sesungguhnya, kecerdasan akal akan tertutupi oleh perilaku dan perbuatan kekafiran/kesyirikan.
Hal itu bisa membutakan mata hati dan membelenggu seseorang dalam menerima kebenaran.
Sebagaimana sebenarnya Ratu Saba’ adalah wanita cerdas, tetapi ia tumbuh dalam lingkungan kekafiran.
Hal ini membuatnya terbelenggu dan tidak segera mengenal serta menerima kebenaran sejak dulu walaupun akhirnya ia beriman.
وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ
Dan sesembahan-sesembahan lain selain Allah telah mencegahnya (untuk menerima al-haq), sesungguhnya ia dulunya termasuk kaum yang kafir (Q.S. An-Naml: 43).
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan Ratu Saba’ itu memiliki kecerdasan dan kepintaran dalam membedakan kebenaran dengan kebatilan.
Akan tetapi, akidah-akidah yang batil melenyapkan penglihatan mata hati (Tafsir as-Sa’di surat An-Naml ayat 43).
Dalam ayat ini, dinyatakan bahwa tangan orang-orang kafir itu terbelenggu, menunjukkan mereka tertahan (bakhil) untuk berinfaq di jalan kebaikan.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 5, Allah Sebutkan Dua Sifat-Nya
Asbabun Nuzul Turunnya Ayat
Sebagian qiro’at (bacaan) pada ayat 6 surat Yasin ini mengganti kata a’naaqihim menjadi aymaanihim.
Ini adalah qiroah dari Ibnu Mas’ud sebagaimana dijelaskan dalam tafsir At-Thobary.
Namun, An-Nuhhaas menyatakan bahwa itu adalah bacaan penafsiran, sehingga jangan dibaca sebagai qiroah tersendiri yang menyelisihi tulisan dalam mushaf (Tafsir Al-Qurthubiy).
Ada sebuah kisah yang juga dinisbatkan sebagai Asbabun Nuzul ayat-ayat pertama dalam surat Yaasin ini.
Saat Nabi mengeraskan bacaan Al-Qur’an di dalam masjid, sebagian orang kafir Quraisy merasa marah dan akan berbuat buruk kepada Nabi.
Namun, tiba-tiba tangan mereka terkumpul pada leher dan tidak bisa melihat.
Mereka pun meminta belas kasihan kepada Nabi dan Nabi mendoakan agar mereka terlepas dari kondisi itu.
Kisah ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Dalaailun Nubuwwah.
Akan tetapi, riwayat itu lemah karena selain adanya perawi yang majhul (tidak ada yang mentsiqohkan kecuali Ibnu Hibban, yaitu Muhammad bin Abdillah al-Banna’) serta adanya perawi yang matruk (ditinggalkan), yaitu An Nadhr Al-Khozzaaz. [Cms]