ChanelMuslim.com – Surat Al-Baqarah ayat 10 menjelaskan bahwa di hati golongan orang-orang munafik dan syirik ada penyakit. Oleh sebab itu, mereka tetap tidak mau beriman dan selalu dipenuhi keraguan sehingga diazab oleh Allah dengan azab yang pedih.
Baca Juga: Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 255 (Ayat Kursi)
Surat Al-Baqarah Ayat 10, di Hati Mereka Ada Penyakit
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًاۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ ﴿١٠﴾
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta. (QS. Al-Baqarah[2]: 10)
Dikutip dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, tafsir Ibnu Katsir, As-Saddi mengatakan dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah Al-Hamdani, dari Ibnu Mas’ud serta dari sejumlah sahabat Rasul ﷺ sehubungan dengan firman-Nya, Fi qulubihim maradun, di dalam hati mereka ada penyakit, yakni keraguan.
Fazadahumullahu maradan, lalu ditambah Allah penyakitnya, yakni keraguannya. Ibnu Ishaq mengatakan dari Muhammad bin Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Said bin Jabir, dari Ibnu Abbas, bahwa fi qulubihim maradun artinya keraguan. Hal yang sama dikatakan pula oleh Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan Al-Basri, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi’ Ibnu Anas serta Qatadah.
Dari Ikrimah dan Tawus disebutkan sehubungan dengan firman-Nya, “Fi qulubihim maradun” di dalam hati mereka ada penyakit, yang dimaksud ialah riya (pamer).
Ad-Dahhak mengatakan dari Ibnu Abbas bahwa fi qulubihim maradun artinya nifaq, dan fazadahumullahu maradan yakni nifaq (munafik) pula, pendapat ini sama dengan yang pertama.
Abdur Rahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam mengatakan fi qulubihim maradun artinya penyakit dalam masalah agama, bukan penyakit pada tubuh.
Mereka yang mempunyai penyakit ini adalah orang-orang munafik, sedangkan penyakit tersebut adalah berupa keraguan yang merasuki hati mereka terhadap Islam. Fazadahumullahu maradan artinya “lalu ditambah oleh Allah kekafirannya.”
Selanjutnya, Abdur Rahman Ibnu Zaid Ibnu Aslam membacakan firman-Nya:
Adapun orang-orang yang beriman, maka surat itu menambah imannya, sedangkan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada). (At Taubah:124-125)
Baca Juga: Menginfakkan Harta dengan Cara yang Baik, Tafsir Al-Baqarah Ayat 195
Bertambah Kejahatan Mereka
Menurutnya, makna yang dimaksud ialah bertambahlah kejahatan mereka di samping kejahatan yang ada dan kesesatan di samping kesesatan yang telah ada pada diri mereka.
Pendapat yang dikatakan oleh Abdur Rahman Ibnu Zaid ini merupakan pembalasan yang sesuai dengan jenis amal perbuatan, demikian pula pendapat ulama yang mendahuluinya. Hal yang sama dikatakan pula terhadap firman-Nya:
Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya. (Muhammad:17)
Firman-Nya, “Bima kanu yakzibuna” (disebabkan mereka berdusta). Lafaz yakzibuna dapat dibaca yukazzibuna (disebabkan apa yang mereka dustakan).
Dikatakan demikian karena mereka mempunyai kedua sifat tersebut, yakni mereka adalah orang-orang yang berdusta, juga mendustakan yang gaib. Dengan kata lain, di dalam diri mereka terdapat sifat ini dan sifat itu.
Imam Qurtubi dan lain-lainnya dari kalangan ulama tafsir pernah ditanya mengenai hikmah Nabi ﷺ tidak membunuh orang-orang munafik, padahal beliau mengetahui dengan jelas sebagian dari mereka.
Lalu, mereka mengemukakan jawaban mengenainya yang antara lain ialah melalui apa yang telah disebutkan di dalam kitab Sahihain, bahwa Nabi pernah bersabda kepada Umar ibnul Khathab r.a.:
“Aku tidak suka bila nanti orang-orang Arab mengatakan bahwa Muhammad membunuh teman-temannya.”
Dengan kata lain, beliau merasa khawatir bila hal tersebut dilakukan, maka akan mengubah sikap kebanyakan orang-orang Arab hingga mereka antipati untuk masuk Islam, mengingat mereka tidak mengetahui hikmah di balik hukuman mati yang beliau ﷺ jatuhkan terhadap mereka (orang-orang munafik).
Mereka juga sama sekali tidak mengerti bahwa sesungguhnya Nabi menghukum mereka hanya karena kekufuran. [Cms]