ChanelMuslim.com – Seni Mewujudkan Mimpi yaitu dengan mendoakan dia dalam diam. Ustaz Aan Chandra Thalib menulis tentang hal ini sebagai berikut.
Guru saya pernah mengatakan:
Bila engkau menginginkan sesuatu, maka berdoalah agar Allah mengaruniakan hal itu untuk saudaramu, karena malaikat akan mengaminkan doamu dan memohonkan permintaan yang sama untukmu.
Dengan demikian, saudaramu mendapatkan doa darimu sementara engkau mendapatkan doa dari malaikat.
Baca Juga: Mimpi yang Berulang, Haruskah Kupercayai?
Seni Mewujudkan Mimpi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‘Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah doa yang mustajab (akan dikabulkan).
Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” (HR. Muslim)
Catatan:
Dalam mendoakan orang lain tidak ada ketentuan bahwa jarak antara kamu dan orang yang didoakan harus berjauhan. Yang terpenting adalah orang yang kita doakan itu tidak mengetahui kalau kita sedang mendoakan kebaikan untuknya.
Jadi, meskipun dia berada di hadapan kita, lalu kita mendoakannya dengan suara lirih tanpa sepengetahuannya, maka kita termasuk orang yang dimaksud pada hadits di atas.
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Adzim Abadi dalam Aun Al Ma’buud: 04: 275-275
Wallahu a’lam.
Dalam mendoakan saudara kita, ada beberapa adab yang sebaiknya dilakukan. Selain doa terbaik untuk saudara kita dilakukan tanpa sepengatahuan orangnya. Berikut adab dalam mendoakan orang lain.
1. Jika dia mendoakan orang lain maka hendaknya dia mulai dengan mendoakan dirinya sendiri.
Dari Ubay bin Ka’ab -radhiallahu anhu- dia berkata, “Jika Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- menyebut seseorang lalu mendoakannya, maka beliau mulai dengan mendoakan diri beliau sendiri.” (HR. At-Tirmizi: 5/463)
Namun ada juga riwayat shahih yang menyebutkan bahwa beliau -shallallahu alaihi wasallam- tidak memulai dengan diri beliau sendiri, seperti pada doa beliau untuk Anas, Ibnu Abbas, dan ibunya Abu Hurairah -radhiallahu anhum-. (Lihat Syarh An-Nawawi terhadap Shahih Muslim: 15/144, Fath Al-Bari: 1/218, dan Tuhfah Al-Ahwadzi Syarh Sunan At-Tirmizi: 9/328)
2. Dia mendoakan kedua orang tuanya ketika dia berdoa untuk dirinya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra`: 24)
3. Mendoakan kaum mukminin dan mukminat tatkala mendoakan dirinya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)
Berdoa untuk orang lain tidak ada waktu yang khusus, ketika kita mengingat saudara kita, kerabat ataupun teman kita maka doakanlah kebaikan untuk mereka.
Ketika mendengar sahabat atau saudara kita yang berjauhan tengah sakit atau tertimpa musibah, doakanlah.[w/ind]
Sumber: Grup BBG