ALLAH memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi kepada orang mukmin dan manusia secara umum. Cara Allah berbicara kepada keduanya memiliki perbedaan. Hal ini juga dapat kita pahami bahwa Al-Quran tidak hanya berbicara kepada orang yang telah beriman saja namun juga kepada mereka yang belum beriman.
Salah satu cara komunikasi Allah adalah berdasarkan muatan dari topik yang dibicarakan. Jika kepada orang mukmin Allah akan membahas seputar cabang agama, namun kepada manusia secara umum termasuk non-muslim Allah membahasa topik seputar pokok-pokok agama.
Baca Juga: Seorang Mukmin adalah Cermin bagi Saudaranya
Perbedaan Komunikasi Allah Kepada Mukmin dan Manusia Secara Umum
Sebagai contoh, dalam surah At-Taubah ayat 21 Allah menyeru mukmin secara khusus:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوٓا۟ ءَابَآءَكُمْ وَإِخْوَٰنَكُمْ أَوْلِيَآءَ إِنِ ٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْكُفْرَ عَلَى ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Kalimat pertama pada ayat di atas yaitu “Hai orang-orang beriman,” juga erat kaitannya dengan kategori surah Madaniyyah, atau surah yang turun setelah nabi hijrah ke Madinah.
Setelah nabi hijrah ke Madinah, dakwah Rasul banyak difokuskan pada pembangunan masyarakat muslim. Itu artinya ayat-ayat yang turun saat itu banyak membahas muamalah di antara masyarakat muslim, namun bukan berarti muatan tauhid tidak ada.
Sedangkan cara Allah berkomunikasi kepada manusia secara umum, banyak mengandung muatan pokok-pokok agama yaitu tauhid seperti pada ayat berikut ini:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 21)
Pada ayat di atas, Allah menggunakan lafaz “Hai manusia” yang ditujukan tidak hanya kepada mukmin tapi manusia secara umum termasuk non-muslim, karena mukmin tentunya sudah menyembah Allah dan mengakui segala sifat-sifat-Nya.
Kebalikan dari surah Madaniyyah, ayat yang berisi seruan “Hai manusia” adalah kategori surah Makkiyah, yaitu surah yang turun sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Dakwah periode Mekkah ini banyak berfokus pada penanaman tauhid dan kepercayaan terhadap agama Islam. Periode ini juga termasuk periode awal dakwah sehingga Nabi berusaha untuk mengumpulkan banyak pengikut untuk mendukung dakwahnya.
Masyarakat Mekkah saat itu juga masih dikuasai oleh kekuatan Quraisy sehingga dakwah tidak hanya ditujukan untuk kalangan internal saja namun juga eksternal termasuk kelompok kafir Quraisy. [Ln]