ChanelMuslim.com – Penjelasan isi surat Umar bin Al-Khaththab kepada sahabatnya yang ahli maksiat ini memberikan nasihat berharga untuk kita semua.
Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal menuliskan selengkapnya sebagai berikut.
Yang dituliskan Umar bin Al-Khaththab di atas adalah ayat,
غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ ۖلَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
“Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali (semua makhluk).” (QS. Ghafir/ Al-Mukmin: 3)
Sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim (6:480), Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan sebagai berikut.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah itu mengampuni dosa yang telah lalu, menerima taubat pada masa akan datang bagi yang mau bertaubat dan tunduk kepada Allah.
Namun siksa Allah itu keras bagi yang durhaka dan melampaui batas, lalu mementingkan dunia, kemudian menentang perintah Allah, serta melampaui batas. Ini seperti firman Allah,
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ, وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ
“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. Al-Hijr: 49-50)
Baca Juga: Umar bin Khattab Memecat Pejabat yang Tidak Lemah Lembut kepada Keluarga
Penjelasan Isi Surat Umar kepada Sahabatnya
Penyebutan dua hal seperti ini sering ditemukan dalam Al-Qur’an. Hal ini punya tujuan agar seorang hamba bisa menggabungkan antara roja’ (rasa harap) dan khauf (rasa takut).
Ayat ini juga menyatakan bahwa Allah itu dzit thouli, maksudnya Allah itu Mahaluas, Mahakaya karunia-Nya. Demikian dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas. Hal yang sama juga dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah.
Yazid bin Al-Asham juga mengatakan bahwa maksud dzit thouli adalah Allah itu memiliki kebaikan yang banyak.
‘Ikrimah berpendapat bahwa Allah itu memiliki karunia. Qatadah menyatakan bahwa Allah itu memiliki nikmat yang banyak yang tidak bisa dihitung.
Sedangkan kalimat laa ilaha illa huwa, berarti tidak ada yang setara dalam semua sifat Allah, tidak ada sesembahan selain Dia.
Kalimat ilaihil mashiir, maksudnya adalah Allah-lah tempat kembali, Allah akan membalas setiap yang beramal sesuai dengan amalannya. Dan Allah sangat cepat hisabnya. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 480.[ind]
sumber: rumaysho.com