ChanelMuslim.com – Mahar adalah syarat sah dalam pernikahan. Suami harus membayar mahar kepada istrinya sebagai bentuk penghormatan dan kemulian wanita. Namun, ada beberapa kondisi dimana suami tidak harus membayar mahar kepada istrinya atau wajib membayar separuhnya saja. Dalam Al-Baqarah 236:
لَّا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن طَلَّقْتُمُ ٱلنِّسَآءَ مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ أَوْ تَفْرِضُوا۟ لَهُنَّ فَرِيضَةً
Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya.
Ayat diatas menjelaskan bahwa seorang suami yang menceraikan istrinya, namun belum menentukan maharnya serta belum ia campuri wanita tersebut maka ia terbebas dari tanggung jawab membayar mahar.
Namun, ia wajib memberi bekal kepada istri yang diceraikan sebagaimana disebutkan dalam kelanjutan ayat:
وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى ٱلْمُوسِعِ قَدَرُهُۥ وَعَلَى ٱلْمُقْتِرِ قَدَرُهُۥ مَتَٰعًۢا بِٱلْمَعْرُوفِ
Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut.
Baca Juga: Perintah Menyusui (Tafsir Al-Baqarah: 233)
Mahar Yang Belum Terbayar (Tafsir Al-Baqarah: 236)
Menurut yang patut disini adalah sesuai kemampuan suami, jika suami tersebut kaya maka hendaklah memberikan bekal lebih banyak, jika ia miskin atau kurang mampu maka dapat memberikan harta sesuai kemampuannya.
Namun, jika dalam kasus suami telah menentukan maharnya sebelum bercerai, tetapi belum sempat menggauli istrinya, maka hendaklah sang suami membayar separuh dari mahar yang telah ia tentukan tersebut.
وَإِن طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِن قَبْلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ وَقَدْ فَرَضْتُمْ لَهُنَّ فَرِيضَةً فَنِصْفُ مَا فَرَضْتُمْ
Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu.
Jika dalam kasus sang suami telah membayar mahar sebelum bercerai, sedangkan saat telah diceraikan ia belum mencampuri sang istri. Maka dalam hal ini tugas istri yang dicerai untuk mengembalikan separuh mahar yang diberikan oleh suaminya.
Akan tetapi dalam dalam Al-Baqarah ayat 237:
إِلَّآ أَن يَعْفُونَ أَوْ يَعْفُوَا۟ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ عُقْدَةُ ٱلنِّكَاحِ ۚ وَأَن تَعْفُوٓا۟ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
Kecuali jika isteri-isterimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa.
Jika ke dua suami istri yang bercerai sama-sama ridho, sang istri merelakan separuh mahar yang akan dibayar oleh suami, atau sang suami merelakan mahar yang telah diberikan kepada istri dan tidak menuntut supaya mengembalikannya. Maka hal in lebih baik dan mendekati kepada ketaqwaan. [Ln]
Sumber: Tafsir Ayat-Ayat Hukum I, Oleh Luthfie Abdullah Ismail, Lc.