ChanelMuslim.com – Membaca tasbih 100 kali setiap harinya memiliki banyak keutamaan. Seperti diketahui, bacaan tasbih merupakan termasuk bacaan yang bisa dibaca pada dsikir pagi dan sore.
Baca Juga: Perbedaan Tasbih dan Tahmid dalam Al-Qur’an
Keutamaan Membaca Tasbih 100 Kali Setiap Pagi dan Sore
Hadis Abu Hurairah menjelaskan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ قَالَ: حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ، إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ “
Dari Abu Hurairah, dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa, ketika pagi dan sore, membaca: “Subhaanalloohi wabihamdih”
(Maha Suci Allah, dan aku memuji-Nya) sebanyak 100 kali, maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya kecuali orang yang mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dan itu.” (HR. Muslim, no. 2692; Tirmidzi, no. 3469; Ahmad, no. 8835. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Di dalam riwayat lain dengan lafazh:
“مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ: سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَإِذَا أَمْسَى كَذَلِكَ، لَمْ يُوَافِ أَحَدٌ مِنَ الْخَلَائِقِ بِمِثْلِ مَا وَافَى”.
“Barang siapa ketika pagi membaca: “Subhaanalloohil ‘azhiim wabihamdih”
(Maha Suci Allah Yang Maha Agung, dan aku memuji-Nya) sebanyak 100 kali, maka tidak ada seorang-pun dari makhluk yang datang (membawa pahala) seperti apa yang dia datang.” (HR. Abu Dawud, no. 5091; Ibnu Hibban, no. 860. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Dalam hadis ini, disyari’atkan membaca tasbih “Subhaanalloohi wabihamdih” atau “Subhaanalloohil ‘azhiim wabihamdih” sebanyak 100 kali setiap pagi dan sore.
Keutamaan dzikir di atas, yaitu pelakunya menjadi yang paling banyak pahalanya di Hari Kiamat. Kecuali orang yang mengucapkan seperti apa yang dia ucapkan, atau lebih banyak lagi.
Dzikir yang dituntunkan untuk dihitung jumlahnya maksimal 100. Hal ini memudahkan untuk menghitung dzikir dengan jari-jari sebaaimana dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Boleh berdzikir lebih dari 100 kali dengan tanpa menentukan jumlahnya. Karena penentuan bilangan dzikir membutuhkan dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sahabat Muslim, kita tahu bahwa dunia adalah tempat beramal, akhirat adalah tempat perhitungan dan pembalasan amal.
Oleh sebab itu, berdzikir kepada Allah adalah amalan yang ringan dilakukan oleh lisan, berat di dalam timbangan amalan di Hari Pembalasan, tidak memerlukan tenaga, waktu, dan biaya yang menjadi beban, bisa dilakukan di setiap masa dan keadaan, tetapi banyak orang dilalaikan. Wallohul Musta’an.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Allah selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju surga-Nya yang penuh kebaikan. Aamiinn. [Cms]
Ditulis oleh Ustaz Muslim Atsari, dipublikasikan di Group Wa Asatidz Majlis al-Fiqh wa al-Hadits_
Sragen, Bakda Ashar Senin, 5-Jumadil Akhir-1442 H / 18-Januari-2021 M.
https://t.me/bimbingansyariah