ChanelMuslim.com – Berbaik Sangka Kepada Allah Sampai Wafat
Oleh: Ustadz Faisal Kunhi M.A
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat tiga hari sebelum wafatnya beliau,
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
“Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnuzhan kepada Allah.” (HR. Muslim, no. 2877)
Baca Juga: Berbaik Sangka kepada Allah pada saat Sakit
Berbaik Sangka Kepada Allah Sampai Wafat
Penjelasan:
1. Seorang hamba hendaknya berprasangka baik kepada Allah apapun yang terjadi kepada dirinya sampai ia wafat, bahwa yang terbaik adalah apa yang Allah taqdirkan untuknya.
2. Suatu hari Rasullullah menemui seorang pemuda yang sedang sakaratul maut kemudian beliau bertanya,
“كيف تجدك ؟”
” Bagaimana engkau mendapatkan dirimu ?
Pemuda ini menjawab
” ارجو الله يا رسول الله واخاف ذنوبى “
“Saya berharap ampunan Allah ya Rasululullah dan saya khawatir terhadap dosa-dosa saya,” kemudian Rasululullah bersabda
“لا يجتمعان فى قلب عبد مؤمن فى مثل هذ الموطن الا اعطاه الله ما يرجو وامنه مما يخاف”
“Tidaklah berkumpul dalam hati seorang mukmin seperti keadaan ini (antara harap kepada ampunan Allah dan khawatir terhadap dosanya) kecuali Allah akan memberikan apa yang ia harapkan dan Allah jaga dirinya dari apa yang ia khawatirkan (dari Anas, HR. Tirmidzi)
3. Imam Qurtubi menjelaskan,
” ينبغى ان يكون اغلب على العبد عند الموت فى حال الصحة وهو ان الله تعالى يرحمه ويتجاوز عنه ومغفرته وينبغي”
“Sepantasnya bagi seorang hamba ketika ia sedang sakaratul maut, hatinya lebih dominan berada pada keadaan yang benar yaitu ia yakin bahwa Allah mengampuni merahmatinya dan mengampuni dosa-dosanya.”
Kemudian beliau menambahkan, “Seyogyanya orang-orang yang duduk saat di hadapan orang yang sedang sakaratul maut mengingat akan hal itu sampai ia ingat akan firman Allah dalam hadist qudsi-Nya:
“أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى”
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun alaih dari Abu Hurairah)
4. Abdullah bin Mas’ud berkata,
“والله الذى لا اله الا غيره ، لا يحسن احد الظن با لله الا اعطاه الله ظنه ذالك ان الخير بيده “
“Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya , tidaklah seseorang berprasangka baik kepada Allah kecuali Ia akan memberikan apa yang ia sangka kepada-Nya yang demikian karena segala kebaikan ada di sisi Allah.”
5. Ibnu Abbas berkata,
“اذا رأيتم الرجل بالموت فيشروه ليلقي ربه وهو حسن الظن با لله واذا كان حيا فخوفوه”
“Jika engkau melihat seseorang sedang sakaratul maut, maka berilah dia kabar gembira agar dia bertemu Allah dalam keadaan berprasangka baik kepada-Nya; dan jika ia masih hidup maka takuti dia akan dosa-dosanya.”
6. Fudail bin Iyadh berkata,
“الخوف افضل من الرجاء ما كان العبد صحيحا ،فإذا نزل به الموت فالرجاء افضل من الموت”
“Khawatir tidak diampuni dosa lebih utama dari berharap ampunan Allah selama seorang hamba itu dalam kedaaan sehat; dan jika kematian mendatanginya maka mengharap rahmat Allah itu lebih utama dari khawatir tidak diampuni dosa.”
7. Zaid bin Aslam berkata, “Seorang laki-laki pada hari Kiamat diperintahkan Allah untuk masuk neraka, kemudian ia berkata,
“فاين صلاتى وصيامى ؟”
“Ya Allah kemana pahala sholat dan puasaku?”
Allah berfirman:
“اليوم اقنطك من رحمتى كما كنت تقنط عبادي من رحمتى”
“Hari ini Aku buat engkau putus asa dari rahmat-Ku sebagaimana engkau membuat putus asa hamba-hamba-Ku dari rahmat-Ku.”
8. Jangan terlalu cemas akan dosa-dosamu, nanti engkau putus asa dari ampunan-Nya; dan jangan terlalu gede rasa engkau akan mendapatkan ampunan-Nya, karena itu membuatmu meremehkan dosa dan malas beramal. [Ln]