APA saja tipe perempuan dalam Al-Qur’an? Al-Qur’an mengisahkan beberapa perempuan yang hidup pada zaman berbeda-beda agar menjadi pelajaran bagi kita.
Kisah-kisah mereka bukanlah cerita fiksi belaka tapi ia merupakan petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang mau mengambilnya sebagai hikmah dan teladan.
Baca Juga: 6 Tipe Istri yang Membuat Suami Tidak Bahagia
8 Tipe Perempuan dalam Al-Qur’an
Berikut tipe-tipe perempuan yang kisahnya diceritakan di dalam alquran:
1. Tipe Pemberani dan Teguh dalam Keimanannya
Asiyah binti Mazahim, istri Fir’aun, tetap kokoh imannya meski bersuamikan seorang kafir yang lalim.
Beliau ditawarkan kehidupan yang berlimpah kemewahan di dunia asal meninggalkan Allah dan taat kepada suaminya yang durhaka itu.
Ia memilih untuk menjaga aqidah dan harga dirinya sebagai seorang muslimah. Asiyah lebih menginginkan megahnya istana di syurga Allah daripada kemewahan dalam istana di dunia yang dijanjikan Fir’aun.
Doa Asiyah telah diabadikan dalam ayat-Nya, “dan Allah menjadikan perempuan Fir’aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdo’a: Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim.” (QS. At-Tahrim : 11).
2. Tipe Wanita Shalihah yang Menjaga Kesucian Dirinya
Maryam binti Imran. Tiada hari ia lewatkan kecuali dalam ketaatan beribadah kepada Allah. Ia pun konsisten menjaga kesucian dirinya.
Al-Qur’an mengisahkan kesuciannya dengan, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina! Demikian ungkap Maryam.” (QS. Maryam : 20).
Karena keutamaan inilah, Allah mengabadikan namanya sebagai salah satu surat dalam Al-Qur’an yang mulia, yaitu Surah Maryam, surat ke-19.
Kemuliaan yang diberikan bukan karena kecantikan Maryam, tapi karena ketaatan dan keshalihannya menjaga kesucian dirinya.
3. Tipe Pencinta Anak-anaknya
Ibu Nabi Musa adalah satu-satunya wanita dalam Al Qur’an yang menerima wahyu (ilham).
Allah Taala mengirimkan wahyu kepadanya untuk membantu Musa agar tetap hidup, sebagai bentuk pertolongan-Nya dan kekuasaan-Nya di luar kemampuan manusia yang terbatas, sekalipun dalam menghadapi Thagut seperti Firaun yang sangat kejam dan dzalim.
“Dan Kami ilhamkan kepada Ibu Musa; “susuilah ia dan apabila kamu khawatir terhadapnya jatuhkanlah dia ke sungai (Nil) . Janganlah kamu khawatir dan janganlah bersedih hati, karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya dari para rasul” (Qs. Al Qashash:7)
Peti yang dihanyutkan ibu Musa ternyata menepi di pemandian istana Firaun yang kemudian ditemukan oleh Asiyah (isteri Firaun).
Dengan izin Allah, Musa diasuh oleh keluarga Fir’aun. Meski di sisi lain, ibu Musa merasa hatinya menjadi kosong dan hampa.
“Dan kosonglah hati ibu Musa, sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).” (QS. Al Qashash:10)
Kemudian setelah saudari Musa melihat bahwa Musa menolak susu demi susu yang diberikan perawat, Dia menyarankan agar Musa disusui oleh ibunya.
“Dan Kami cegah Musa menyusu kepada perempuan-perempuan yang menyusui sebelum itu; maka berkatalah saudari Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” (QS. Al Qashash:12)
Akhirnya Musa kembali ke pangkuan ibundanya, walaupun hanya sampai Musa berhenti menyusu.
4. Tipe Perempuan Qanaah
Istri Musa adalah anak perempuan dari seorang Nabi Syu’aib Allaihissalam yang diutus untuk kaum Madyan.
“Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, ‘Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat di percaya.’” (QS. Al-Qashash:26)
Demikianlah Musa bertemu dengan Nabi Syu‘aib, Musa diminta Nabi Syu‘aib untuk bekerja sebagai pekerja yang setiap harinya menggembalakan kambing Nabi Syu‘aib selama sepuluh tahun.
Tidak lama mengabdikan diri, kemudian Nabi Syu‘aib mengambil dia sebagai menantunya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Dia (Syu‘aib) berkata, ‘Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau.
Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik.’” (QS. Al-Qashash/28: 27)
Akhirnya Musa menikah dengan salah seorang anak perempuan Nabi Syu‘aib as. karena perjanjian yang telah ditentukan itu telah dijalankan dan dilaksanakan oleh Musa as.
5. Tipe Perempuan yang Kuat dalam Menuntut Keadilan
Al-Qur’an menyebutkan perempuan yang mengajukan gugatan di awal surah Al Mujadilah.
Menurut riwayat perempuan itu bernama Khaulah binti Tsa’labah. Ia menuntut keadilan atas sikap suaminya yang telah menzhiharnya. Hal ini diadukan kepada Rasulullah saw dan ia menuntut keputusan yang adil dalam persoalan ini.
“Dan mereka men-zhihar istri mereka, kemudian menarik kembali apa yang telah mereka ucapkan.
Maka (mereka diwajibkan) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepadamu, dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadilah:3-4)
6. Tipe Penghasut
Hindun adalah wanita yang mewakili tipe ini. Hindun adalah istri Abu Lahab. Alquran menjulukinya sebagai “pembawa kayu bakar” alias penyebar fitnah, tukang gosip, dan penghasut.
Bersama suaminya, Abu Lahab, Hindun bahu membahu menentang dan menghalangi dakwah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan menyebarkan fitnah dan melakukan kedzaliman.
Sebagaimana kemampuan berbicara sebagai seorang wanita, ia sangat lihai dalam menyebarkan fitnah. Berita yang awalnya biasa, menjadi luar biasa ketika diucapkan oleh Hindun.
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. Demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al-Lahab : 1-5).
7. Tipe Penggoda
Zulaikha, perempuan cantik yang menggoda nabi Yusuf ‘alaihissalam. Kisahnya diungkapkan dalam Alquran,
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, “Marilah ke sini.”
Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah. Sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang dzalim tiada akan beruntung. “ (QS. Yusuf : 23).
8. Tipe Pembangkang terhadap Suaminya
Karakter wanita yang ingkar kepada suaminya dimiliki oleh istri nabi Nuh dan nabi Luth ‘alaihissalam. Saat suaminya menjadi penegak kebenaran, mereka malah menjadi pembangkang.
“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami.
Lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah. Dan dikatakan (kepada keduanya): ‘Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS. At-Tahriim:10).
[MAY/Cms]