ChanelMuslim.com – Bagaimana Mengelola Rasa Suka Terhadap Non Muslim
Bayangkan diri kamu menjadi mahasiswa baru. Kamu sangat senang berada jauh dari rumah dan tidak sabar untuk terlibat dalam kehidupan kampus.
Kamu muncul di kelas, mendapat teman baru, dan kemudian bertemu seseorang yang istimewa. Orang ini hangat, baik hati, dan cerdas – kamu tertarik dan kemudian menyukainya. Sayangnya, orang ini bukan Muslim. Apa yang kamu lakukan?
Pengakuan
Akui bahwa kamu merasa tertarik dengan teman non-Muslim itu. Padahal kamu lebih tahu jika itu salah. Semua orang pernah membuat kesalahan. Perasaan menyukai seseorang adalah kesempatan untuk kamu bertumbuh dan ubahlah orientasi diri kamu pada apa yang menyenangkan Allah.
Baca Juga: Keselarasan Cinta dan Tanggung Jawab Miqdad bin Amr
Bagaimana Mengelola Rasa Suka Terhadap Non Muslim
Penerimaan
Terimalah bahwa kamu sedang bergumul dengan perasaan tertarik atau menyukai seorang teman non-Muslim. Beri ruang untuk perasaan ini. Jangan mencoba untuk menyangkal atau menekan mereka. Namun mohon jangan bertindak berdasarkan perasaan ketertarikan itu, tetapi bawalah kesadaran iman kamu. Penolakan dan pengabaian tidak berhasil dalam jangka panjang. Penerimaan tidak, tetapi menerima bukan berarti mengikuti rasa ketertarikan itu menjadi suka, apalagi mencintai.
Keputusan Sadar
Membuat keputusan sadar untuk memilih jalan yang menyenangkan Allah. Meski terasa menggoda, tidak ada barakah dalam hubungan pra-nikah, apalagi dengan non-Muslim. Jalan ini hanya akan membawa kamu pada kondisi patah hati dan memberi jarak dari Allah. Tidak ada yang sebanding dengan keterasingan seperti itu dari Allah yang Maha Indah. Jauh dari Allah terlalu menyakitkan.
Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi, no. 2004 dan Ibnu Majah, no. 4246. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).
Nilai yang Penting dalam Hidup
Pikirkan tentang nilai-nilai yang paling penting bagi kamu. Apakah hidup menurut Islam penting bagi kamu? Apakah kamu ingin anak-anak kamu dibesarkan sebagai Muslim? Apakah kamu menginginkan pasangan yang dapat terhubung dengan kamu tidak hanya secara fisik dan emosional, tetapi terhubung secara spiritual juga?
Jika hidup menurut Islam adalah prioritas kamu, maka penting untuk jujur pada diri sendiri. Pikirkan rencana jangka panjang untuk hidup kamu, sertakan kehidupan akhirat di dalamnya.
Hai kamu yang beriman, selamatkan dirimu dan keluargamu dari api, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu, yang ditetapkan di atasnya adalah para malaikat, tegas dan kejam, yang tidak membangkang kepada Allah dalam apa yang Dia perintahkan kepada mereka, dan melakukan apapun yang mereka diperintahkan untuk melakukannya.” (QS. At-Tahrim 66: 6)
Pindah agama untuk menikah
Banyak orang masuk Islam melalui pernikahan. Ada pahala yang luar biasa dalam membantu memfasilitasi seseorang masuk Islam. Banyak orang yang pindah agama telah menjadi seorang Muslim yang baik, dan telah membuktikan, berulang kali, begitu tulus dalam perjalanan mereka kepada Allah.
Sahl bin Sa’d ra melaporkan: Nabi saw berkata kepada ‘Ali ra, “Demi Allah, jika satu orang dibimbing oleh Allah melalui Anda, itu akan menjadi lebih baik untuk Anda daripada banyak unta merah.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Keluarga Muslim yang memahami hal ini akan dengan hangat menyambut seorang mualaf baru. Sayangnya, keluarga Muslim yang memiliki preferensi ras tertentu terhadap calon menantu mereka mungkin akan mengalami kesulitan pada awalnya.
Berpisah
Harap diingat bahwa hidayah hanya bisa datang dari Allah. Tidak mungkin kamu memaksakan keyakinan kamu ke dalam hati seseorang. Bahkan paman Nabi saw tercinta sendiri tidak mati dalam keadaan Islam.
Jika orang yang kamu sukai tidak tertarik memeluk Islam, maka hubungan kamu tidak memiliki masa depan. Lebih baik bagi kamu untuk berpisah. Lebih cepat lebih baik, daripada menunggu nanti. Semakin lama kamu bertahan, maka semakin sulit bagi kamu untuk melepaskannya.
Peran ibu
Jika kamu seorang pria yang membaca ini, cobalah untuk merenungkan tentang ibu seperti apa yang kamu inginkan untuk anak-anak kamu kelak.
Sering kali, ayah adalah orang yang sibuk bekerja dan ibu yang tinggal di rumah dan mengasuh anak-anaknya. Nilai dan pemahaman mereka tentang agama berdampak langsung pada hati anak-anak kecil mereka yang masih suci dan mudah dipengaruhi. Seorang ibu yang bukan Muslim tidak akan mampu mengasuh hati dan jiwa anak-anaknya dengan cara yang diridhoi oleh Allah.
Peran ayah
Jika kamu seorang muslimah yang membaca ini, cobalah untuk merenungi tentang jenis ayah yang kamu inginkan untuk anak-anak kamu. Anak-anak menyerap begitu banyak hanya dengan melihat keadaan kita. Melihat seorang ayah yang mendirikan sholat, pergi ke masjid, bersedekah, dan sebagainya akan berdampak lebih baik daripada memiliki ayah yang bukan Muslim.
Melihat seorang ayah yang baik hati dan mendukung ibu mereka, seperti cara Nabi, menetapkan standar bagi anak-anak. Seorang ayah yang bukan Muslim, tidak peduli seberapa baik niatnya, tidak dapat menawarkan kepemimpinan spiritual yang sangat dibutuhkan dalam keluarga Muslim.
Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati
Memiliki rasa suka terhadap lawan jenis tidak selalu mudah untuk dihadapi. Apalagi jika menyukai seseorang yang berbeda keyakinan. Cobalah yang terbaik untuk berbicara dengan orangtua kamu tentang pernikahan jauh sebelum kamu benar-benar bertemu seseorang di perguruan tinggi. Ini membantu untuk memahami apa yang orangtua harapkan dari kamu.
Setiap keluarga berbeda. Beberapa orangtua menjelaskan bahwa merekalah yang akan memilih pasangan anak mereka. Orangtua lain memiliki daftar persyaratan, seperti preferensi terhadap profesi tertentu, latar belakang ras, kelas sosial ekonomi, dan sebagainya.
Beberapa orangtua menganggapnya dengan sangat sederhana – menikahlah dengan seorang Muslim yang baik. Setiap keluarga memiliki ekspektasi yang berbeda, dan carilah tahu tentang ini dan mencari tahu cara untuk mencapai kompromi.
Mempersiapkan pernikahan
Sebelum kuliah, buat komitmen untuk benar-benar mempelajari hal-hal penting di balik pernikahan Islam yang sukses. Pelajari juga syariat apa saja yang berlaku dalam kehidupan pernikahan seorang muslim, misalnya tentang hubungan suami-istri, hubungan dengan mertua, dan lainnya. Dibutuhkan lebih dari sekedar cinta agar pernikahan berhasil. Dibutuhkan kebijaksanaan, kesabaran, kemauan untuk tumbuh, dan yang terpenting, komitmen untuk memilih jalan yang diridhoi oleh Allah. [My]