ChanelMuslim.com – 5 Dimensi Penting Hubungan Manusia
Orang sering merasa bahwa dalam banyak hubungan di kehidupan ini, mereka tidak bisa menjadi diri mereka sendiri. Mereka benar-benar tenggelam dan berubah karena berbagai hubungan yang tengah mereka jalani. Mereka sering kali merasa khawatir akan penolakan atau hubungan yang tidak akan bertahan lama.
Baca Juga: Etika Berhubungan Intim dalam Islam
5 Dimensi Penting Hubungan Manusia
Ada lima kunci hubungan antar manusia; hubungan dengan diri kita, hubungan dengan Allah, hubungan dengan keluarga & teman, hubungan dengan masyarakat, dan kemudian dengan lingkungan.
Sangat penting untuk fokus pada masing-masing aspek ini dan menyadari bahwa jika kita hanya berfokus pada satu aspek maka kita tidak dapat berkembang dan merasa bahagia.
Hubungan dengan Diri Sendiri
Penting untuk disadari bahwa hubungan dengan diri kita sendiri harus kuat dan seimbang. Dialog internal kita harus positif, merawat batin, dan memberi semangat. Kenyataannya adalah bahwa hubungan batin menentukan untuk semua hubungan lainnya.
Mencintai dan mengetahui diri sendiri bukanlah sifat narsistik, juga tidak merasa nyaman dengan diri sendiri adalah atribut yang negatif. Mereka yang tidak memiliki hubungan yang sehat dengan dirinya sendiri sering kali mencari perlindungan dan penghiburan pada diri orang lain.
Banyak orang yang terjebak dalam siklus memperbaiki penampilan luar mereka tetapi tidak pernah menyadari bahwa masalahnya ada dalam hubungan negatif mereka dengan diri mereka sendiri. Memiliki operasi hidung, pengencangan perut, kawat gigi di akhir usia 20-an, mengisi botoks mungkin dilihat sebagai pilihan estetika untuk meningkatkan kepercayaan diri, tetapi kenyataannya adalah bahwa jika kita tidak menerima diri kita sendiri maka tidak ada orang lain yang mau dan hal semacam ini akan menghasilkan kecantikan yang berumur sangat pendek.
Bagaimana agar Tidak Kehilangan Diri dalam Suatu Hubungan?
Untuk memastikan bahwa Anda tidak kehilangan diri sendiri dalam suatu hubungan berarti Anda harus mencintai diri sendiri, berteman, menikmati kebersamaan dengan diri sendiri, percaya pada diri sendiri, dan mengetahui harga diri Anda.
Pengetahuan tentang nilai-nilai batin kita, gairah, kesukaan, dan sesuatu yang tidak disukai memungkinkan kita untuk membuat orang lain menerima kita apa adanya dan memahami kita. Dengan begitu kita akan bertemu dengan orang yang memiliki kesamaan dalam menempuh perjalanan spiritual, kepercayaan pribadi, atau ide sosial kita. Hubungan yang berasal dari kesamaan ini dapat membantu kita tumbuh secara emosional, mental, dan spiritual.
Hubungan dengan Allah
Hubungan Anda dengan Allah adalah salah satu dimensi terpenting untuk dijelajahi.
Jika hubungan Anda dengan Allah didasarkan pada hal-hal negatif, kecemasan, dan ketakutan, daripada harapan, cinta, dan pengetahuan, Anda akan terus mencari pembenaran dari orang lain.
Hubungan Anda dengan Allah harus menjadi pusat dari semua keterikatan. Anda tidak bisa memiliki hubungan yang seimbang dengan orang tua, saudara, pasangan, teman, pekerjaan, atau lingkungan jika hubungan Anda dengan Allah tidak sehat.
Ketika kita menempatkan Allah di pusat kehidupan, kita menyadari bahwa hubungan dimaksudkan untuk saling bergantung dan bukan bergantung pada orang lain. Artinya, hubungan harus saling menguntungkan dan tidak sepihak, dalam hubungan yang sehat dan saling bergantung, kedua orang merasa diberi energi, dikuatkan, dan dijaga, dan kedua orang tersebut dapat menjadi diri sejati mereka.
Hubungan ketergantungan adalah seperti apa yang dimiliki seorang pecandu narkoba dengan zat yang membuatnya kecanduan, gagal melepaskannya karena takut tidak dapat bertahan tanpanya.
Bekerja untuk menciptakan hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan Allah, kita dapat membangun hubungan yang berkelanjutan dengan orang yang kita cintai. Seringkali, kita melihat perjuangan dalam menjaga keseimbangan antara istri dan ibu, suami atau anak, pekerjaan atau rumah.
‘Saya tidak bisa Menyeimbangkan Hubungan Saya’
Kurangnya keseimbangan bermula dari tidak adanya batasan yang baik. Penting untuk memahami peran, tanggung jawab, dan nilai-nilai batin kita. Sangat penting untuk mengklarifikasi apa yang Islami dan apa yang sifatnya budaya saja karena sering kali kita dihadapkan pada praktik budaya yang beracun dan negatif yang dapat membuat hubungan kita dengan orang lain menjadi sangat memberatkan.
Kita harus terus-menerus mengingatkan diri kita sendiri bahwa semua hubungan dimaksudkan untuk mencari keridhoan Allah sehingga kita tidak pernah merasa bahwa orang tertentu adalah sumber dari semua kegembiraan dan kebahagiaan kita.
Apakah Cinta Sejati Itu Nyata?
Gagasan tentang cinta sejati menjadi sesuatu yang dikonsumsi habis-habisan dan sepenuhnya tenggelam dalam diri orang lain yang sayangnya menjadi tidak sehat, tidak realistis, atau bahkan berlebihan. Cinta sejati itu dinamis dan selalu tumbuh dalam sifat dan pembuktiannya.
Tidak ada dua orang yang bisa sama, jika Anda menyukai sesuatu yang tidak disukai pasangan Anda, tidak lantas membuat Anda menjadi tidak menyukai sesuatu yang sebelumnya Anda sukai. Misalnya jika Anda suka berenang atau bersepeda tetapi pasangan Anda tidak menyukainya, tetaplah melakukannya, jangan menyerah hanya karena orang lain tidak menyukainya.
Anda berdua mungkin memiliki pilihan dan preferensi masing-masing dan Anda juga memiliki hal-hal yang Anda sukai sebagai pasangan. Menyerah sepenuhnya pada kesukaan orang lain pada akhirnya akan memunculkan masalah, cepat atau lambat akan menimbulkan kebencian dan kepahitan.
Hubungan dengan Keluarga dan Teman
Hubungan kita dengan keluarga, teman, dan keluarga besar keduanya penting secara sosial dan spiritual. Kita tidak diizinkan memutuskan hubungan sebagai Muslim. Hubungan dan pengabdian kita kepada orang tua tidak dapat digantikan oleh pasangan kita, juga tidak dapat meninggalkan teman begitu kita menemukan suami atau istri.
Hubungan timbal balik dalam hal yang berbeda dan dari orang yang berbeda akan memberi keseimbangan dalam kepribadian yang dibutuhkan agar diri kita berkembang. Kita membutuhkan interaksi sosial yang seimbang untuk kesejahteraan mental dan emosional kita.
Hubungan dengan Lingkungan
Kita cenderung kehilangan diri kita saat berhubungan dengan lingkungan sekitar kita.
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa pada hari-hari ketika Anda cemas dan asyik dengan seseorang atau sesuatu, Anda menjadi sama sekali tidak menyadari lingkungan Anda dan sering kali terasing dan mengabaikan hal-hal di sekitar Anda?
Jadi, saat berkendara pulang kerja jika Anda mengkhawatirkan istri, suami, anak, ibu, atau atasan Anda, Anda tidak akan memandangi awan, bunga di trotoar, matahari, angin, udara yang sejuk atau kicauan burung.
Tidak terhubung dengan alam sekitar membuat kita hidup hanya dalam pikiran kita. Ketidakhadiran dalam menikmati alam seperti ini dapat meningkatkan kecemasan, depresi, atau menyebabkan masalah kesehatan mental. Berhubungan dengan lingkungan kita memungkinkan kita untuk memutus siklus stres yang kejam dan negatif.
Hal ini juga memungkinkan kita untuk memulihkan keseimbangan dan memungkinkan kita untuk meletakkan segala sesuatu dalam perspektif dan tidak mengalami distorsi kognitif di mana setan mencemari pikiran kita dan membuat kita merasa seperti sampah, tidak berdaya, dan putus asa.
Jika kita ingin berkembang dalam hubungan apa pun, kita harus terus-menerus memperhatikan 5 kunci dalam hubungan ini dan berusaha menciptakan hubungan yang saling terkait yang sehat. [My/Mvslim]