ChanelMuslim.com – Peran orang tua dalam membentuk karakter anak di Jepang sangat penting. Demikian disampaikan oleh Yetti Dalimi, Kepala Sekolah Yuai International Islamic School Japan dalam launching Hikari Community secara virtual, Ahad (28/3/2021).
“Setiap anak dilahirkan dengan kepribadian unik dan dengan potensi yang berbeda. Lingkungan rumah, sekolah, dan persekitaran memainkan peranan yang besar dalam pembentukan karakter hidup di muslim minoritas seperti di Jepang menjadi tantangan tersendiri untuk menumbuhkembangkan karakter Islami anak,” ujar Yetti Dalimi, M.A. Psych.
Baca Juga: Peran Orangtua selama Pembelajaran Jarak Jauh
Yetti menambahkan, sebanyak 60-80 persen karakter anak berasal dari pendidikan di rumah. Anak-anak di Jepang dibangun karakternya dengan kemandirian, keteraturan, dan kedisiplinan. Kecerdasan daya tahan anak otomatis dibangun dengan karakter-karakter tersebut.
“Karakter-karakter itu akan menjadi sempurna jika nilai Islam berpadu dalam diri anak,” tambah lulusan IIUM Malaysia itu.
Masyarakat Jepang banyak dipengaruhi oleh ajaran Shinto namun cenderung tidak memandang agama sebagai satu hal yang utama.
“Jepang menjadikan nilai budaya sebagai identitas. Kepekaan masyarakatnya dibangun oleh keharmonisan dan juga persamaan serta hak asasi yang humanis. Mereka memiliki hospitality yang luar biasa bagus,” ungkap Yetti yang menikah dengan orang Jepang itu.
Budaya Jepang adalah monoculture, berbeda dengan Indonesia yang heteroculture. Masyarakat monoculture memiliki kekuatan untuk mencintai negaranya, sebaliknya, masyarakat heteroculture dipengaruhi oleh berbagai aspek budaya. Namun, kelebihan masyarakat heteroculture adalah mudah dalam berakulturasi dan berasimilasi.
Peran Orang tua dalam Pendidikan Karakter Islami
Bila melihat pendidikan karakter di Jepang, menurut Yetti, mungkin sudah hampir sempurna. Jepang merupakan salah satu negara yang memberi perhatian terhadap character building.
“Pendidikan karakter mendapat porsi besar dalam kurikulum mereka sejak usia dini,” ujar Yetti yang berdomisili di Chiba.
Pendidikan karakter di Jepang sangat terkait erat dengan keamanan, keharmonian, kepentingan umum, dan hak asasi manusia seperti keadilan, kesetaraan, kesejahteraan, kemandirian, tanggung jawab,
kejujuran/amanah, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerja sama,
percaya diri dan pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, baik dan rendah hati, toleransi, kedamaian dan kesatuan, dll.
Yetti melanjutkan, di Jepang, susah melihat anak yang nakal. Masyarakatnya sangat humble dan jujur. Ia mengatakan beberapa kali sempat ketinggalan dompet di supermarket dan kereta api dan dapat kembali.
Konsep karakter yang sudah sangat bagus itu, menurut Yetti, dapat dilengkapi oleh karakter Islami dalam diri anak-anak.
Akhlak (karakter Islam) merupakan bagian dari pendidikan Islam yang memiliki model pengajaran berbasis al-Qur’an dan sunnah. Akhlak Islami memberi penekanan pada aspek hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia
Karakter dalam pandangan al-Qur’an tentang manusia berbeda dari konsep humanistik atau materialistik sekuler tentang manusia.
“Dalam konteks Jepang, seorang muslim dituntut untuk dapat berakulturasi dan penyesuaian dalam mengimplementasikan nilai karakter Islam dalam kehidupan masyarakat,” jelas Yetti yang sudah memiliki dua orang cucu itu.
Baca Juga: Peran Penting Orang Tua Mencegah Kekerasan pada Anak
Permasalahan orang tua muslim di Jepang adalah dilema dalam membangun karakter
“Muslim di Jepang, karakter mereka yang luar biasa bagus, kadang kita memberikan penilaian yang sebetulnya kurang tepat. Ketika konsep itu tidak jelas, tanpa sadar, bagi ortu muslim, kemudian tidak menjadikan nilai Islam itu utama,” tambah Yetti dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Hikari Community itu.
Di Jepang, ada aturan batas usia dewasa, yaitu pada saat berumur 20 tahun, para pemuda dapat memilih kehidupannya sendiri dan melakukan hal-hal yang umumnya dilakukan orang dewasa.
“Pada saat itu, banyak juga pemuda muslim yang galau dan mengikuti arus. Siklus edukasi yang terus menerus tadi membuat anak malah kehilangan arah,” kata Yetti.
Yetti kembali menekankan pentingnya akulturasi, bukan asimilasi.
“Pemahaman yang tepat kepada anak, ketika karakter Islamnya baik dan berakulturasi, sebenarnya ini tidak akan menjadi hambatan bagi mereka,” jelasnya.
Hambatan emosi sering dialami anak muslim Jepang. Pada usia dini, mereka sudah berhadapan dengan hal yang dilematis yang seringkali menjadi permasalahan orang tua di Jepang.
Oleh karena itu, tuntunan dan gambaran yang jelas, serta pelatihan parenting di Jepang itu dilakukan untuk mengajarkan kepada orang tua, karakter Islam yang utama di Jepang.
Dilema dalam membangun karakter di Jepang ditemui di dalam rumah dan juga lingkungan. Dilema pendidikan karakter di dalam rumah, misalnya penjagaan akidah dan akhlak, inkonsistensi, dan kondisi muslim di Jepang
Kemudian, dilema dan kebingungan penanaman karakter di lingkungan, seperti budaya non-Islam dari berbagai aspek: tantangan pendidikan sekolah, tantangan teman, tantangan budaya, negara maju dan superior, serta monoculture.
Baca Juga: Di JISc Secondary Girls Fullday School
Yetti memberikan gambaran resolusi kepada orang tua di Jepang, yaitu untuk kembali kepada nilai Islam, memahami peran tanggung jawab, membangun lingkungan dan support system yang baik.
“Menetapkan konsep karakter dalam pandangan Islam dan culture dengan benar, penanaman konsep akulturasi, asimilasi, penyesuaian dan adaptasi dalam diri anak secara benar, serta kecerdasan daya tahan,” tutupnya.
YUAI International Islamic School Japan (YUAI IISJ)
YUAI International Islamic School Japan adalah sekolah Islam internasional pertama di Jepang bekerja sama dengan Islamic Center Jepang. Membangun sekolah Islam di Jepang bukanlah hal yang mudah, namun sejak 2016, Yetti terus berusaha agar sekolah yang didirikannya dapat eksis, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, serta diterima oleh masyarakat Jepang.
“Yuai” dalam bahasa Jepang berarti cinta dan persahabatan. YUAI International Islamic School diluncurkan pada Juli 2016 atas kolaborasi antara FGA Education Foundation dan Islamic Center of Japan. YUAI adalah sekolah internasional di Tokyo yang menawarkan pendidikan terpadu dan holistik yang menekankan nilai-nilai Islam dan pembentukan karakter serta keunggulan intelektual dengan format kurikulum IGCSE yang diakui secara global dari Universitas Cambridge di Inggris.[ind]