PEGIAT parenting dari Rumah Pintar Aisha Dyah Lestyarini dan Randy Ariyanto W. menanggapi tentang child free yang sedang marak di media sosial.
Semua yang Allah titipkan kepada kita itu akan Allah mintai pertanggungjawaban
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal:
(1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
Semua organ tubuh kita juga akan bersaksi bertanggung jawab atas apa yang pernah mereka lakukan
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan,” (Qs. Yasin: 65).
Lalu, saat Allah mengaruniai rahim kepada seorang wanita kemudian tidak ada alasan kuat untuk tidak menggunakan rahim itu sebagaimana mestinya, bagaimana kita mempertanggungjawabkan kepada Allah, atas rahim yang telah Allah titipkan?
Meneladani Nabi
Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria saja berdoa minta keturunan. Seyogyanya, kita meneladani para nabi agar Allah menganugerahkan kita keturunan.
Nabi Ibrahim berdoa “Robbi hablii minash shoolihiin”. Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ash Shaffaat: 100).
Nabi Zakariya berdoa, “Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’”. Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. (QS. Ali Imron: 38).
Baca Juga: Child Free Menurut Pandangan Islam
Pegiat Parenting Angkat Bicara Soal Child Free
Karena kita dianjurkan untuk berdoa agar memiliki banyak anak dan memiliki anak yang sholeh
Dalam ayat Al Quran, Allah sendiri telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya agar dikaruniai keturunan yang sholeh.
“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa”.
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqon: 74).
Nabi juga pernah mendoakan Anas bin Malik dengan doa sebagai berikut:
“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi dalam Islam pun juga dianjurkan dan berdoa agar memiliki keturunan.
Anak yang sholeh adalah amal jariah
Kenapa para Nabi begitu semangat berdoa agar mereka diberi keturunan karena mereka paham bahwa anak yang sholeh itu adalah investasi amal untuk kedua orang tuanya.
Jika kita memiliki anak yang sholeh maka setiap ibadah dan kebaikan yang anak lakukan itu, pahala akan terus mengalir kepada kedua orang tuanya.
Lalu jika anak itu mengajarkan kebaikan kepada orang lain, kepada anak, cucu dan keturunannya yang lain maka kedua orang itu juga akan mendapatkan pahalanya.
Jadi hidup itu kita harus mewarisi 3 amal jariah, yakni ilmu yang bermanfaat, anak yang sholeh dan sedekah jariah.[ind]