TIDAK hanya untuk anak, orang tua juga harus membatasi penggunaan gawai. Seperti diketahui, kecanduan gawai pada anak-anak telah menjadi masalah umum bagi orang tua di zaman sekarang.
Orang tua akan mengawasi penggunaan internet dan mencari tahu apa yang dicari anak-anak di internet. Orang tua mungkin akan memblokir situs dewasa atau situs yang tidak pantas di computer mereka.
Selain itu, mungkin juga kita akan menetapkan waktu anak untuk bersama gawai hanya satu jam sehari. Tapi apa yang terjadi jika ternyata orang tualah yang kecanduan gawainya?
Baca Juga: Panduan Penggunaan Gawai bagi Anak
Tidak hanya Anak, ini Alasan Orang Tua juga Harus Membatasi Penggunaan Gawai
Tidak ada yang berani menghentikan orang tua dari menonton acara favoritnya di televisi atau membaca ebook di ponsel cerdasnya.
Sebelum orangtua memarahi anak-anak karena telah melanggar perjanjian waktu menggunakan gawainya, renungkan kebiasaan kita sendiri dan tanyakan pada diri sendiri apakah kita juga harus membatasi waktu penggunaan gawai kita.
Jika kita jujur pada diri sendiri, suara hati kita mungkin akan mengatakan ya.
Tidak ada yang salah dalam menonton acara favorit, bermain video game, atau mengirim pesan singkat ke teman setiap hari.
Namun lamanya waktu yang kita habiskan di depan gawai yang harus menjadi perhatian kita. Kita telah membaca cukup banyak artikel tentang alasan mengapa harus membatasi penggunaan gawai bagi anak kita.
Sebagai orang tua, kita juga perlu mengurangi waktu penggunaan gawai kita. Gawai tanpa kita sadari akan menyita waktu kita dan menarik diri kita dari kewajiban-kewajiban yang seharusnya kita lakukan. Beginilah pengaruh gawai kepada kita.
1. Kesehatan mental, bisa membawa kita menuju depresi
Acara televisi, film, dan media sosial dapat dengan mudah membantu kita melarikan diri atau menghindar dari masalah di kehidupan nyata, tetapi pada saat yang sama, hal itu dapat menipu otak kita dengan membawa kita melakukan perjalanan ke dunia yang tidak nyata.
Terkadang dunia yang tidak nyata itu kita anggap sebagai realitas. Gaya hidup seperti ini, perlahan akan menyeret kita pada depresi.
Penelitian membuktikan, tingkat depresi sedang hingga berat bisa terjadi karena penggunaan komputer dan waktu menonton TV yang berlebihan.
Orang yang menonton televisi atau menggunakan komputer selama lebih dari 6 jam sehari memiliki lebih banyak peluang tenggelam dalam depresi daripada orang yang tidak menghabiskan banyak waktu di depan perangkat ini.
2. Kesehatan fisik
Gaya hidup generasi sekarang yang sangat tergantung pada perangkat digitalnya bisa menimbulkan risiko beberapa penyakit.
Saat kita menggunakan ponsel, komputer, atau menonton televisi, kita mungkin melakukannya di kursi atau sofa yang sama sekali tidak membuat tubuh kita bergerak.
Duduk berjam-jam dan tidak melakukan aktivitas fisik apa pun dapat menempatkan kita pada risiko masalah kesehatan, seperti diabetes, obesitas, dan bahkan kanker.
Postur tubuh juga akan terpengaruh. Kita mungkin mengalami rasa sakit di leher akibat terus-menerus memandangi ponsel.
Namun, belum terlambat untuk mulai berolahraga dan melakukan perubahan pola makan. Kita dapat mengikuti yoga, cardio, Zumba, bermain di luar bersama anak-anak, atau bahkan berjalan kaki. Lakukanlah olahraga yang nyaman dan hidup aktif untuk mencegah penyakit.
3. Mengganggu kualitas tidur
Dorongan untuk memeriksa pesan baru yang kita terima di Whatsapp sebelum tidur sering kali begitu menggoda. Kita sering menyerah tanpa banyak berpikir segera mengambil perangkat pintar kita.
Hal berikutnya yang terjadi, jam sudah menunjukan waktu lewat tengah malam, dan kita hanya menatap langit-langit kamar sambil menunggu tidur menelan kita. Asyik dengan telepon, terutama di malam hari, akan mengganggu pola tidur.
Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar smartphone menekan produksi melatonin (hormon yang mengatur siklus tidur tubuh), sehingga mengacaukan rutinitas tidur kita.
Kurang tidur dapat membuat kita merasa lamban dan lelah sepanjang hari, sehingga memengaruhi pekerjaan dan rutinitas harian.
4. Hubungan dengan orang lain
Saat ini, banyak pasangan memposting foto mereka (dengan keterangan yang mengharukan) di media sosial, menetapkan dan mendefinisikan kembali tujuan menikah dan berkeluarga.
Meskipun tidak ada yang salah dengan itu, tetapi hal itu mungkin malah membuat kita menyimpang jauh dari tujuan di kehidupan nyata.
Tanpa sadar kita merasa memeriksa notifikasi di ponsel pintar kita menjadi sebuah kebutuhan. Perilaku ketergantungan pada ponsel pintar ini dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas interaksi kehidupan nyata kita dengan pasangan.
Bahkan ketika kita pergi bersama teman-teman ke restoran, kebanyakan dari mereka sibuk mengklik gambar makanan, daripada menikmati makanan itu sendiri.
Kita mungkin mencoba untuk melakukan percakapan nyata dengan pasangan dan anak-anak, tetapi mungkin akan banyak gangguan dari beberapa panggilan penting dan pemberitahuan tidak penting.
Pada akhirnya orang-orang yang duduk di depan tanpa kita sadari telah menarik dirinya dari kita. Saat bersama keluarga, dan terutama anak-anak, pastikan kita memberi perhatian penuh kepada mereka.
Notifikasi mungkin terus terdengar dari ponsel pintar kita tapi tidak ada yang akan membawa kembali saat-saat indah yang kita habiskan bersama orang yang kita cintai.
5. Menganggu kebahagiaan
Apakah memperpanjang waktu di depan layar ponsel pintar membuat kita bahagia? Apakah men-scroll timeline Facebook atau Instagram membuat hati kita senang, nyaman dan puas?
Mungkin kita akan bersenang-senang untuk sementara waktu. Begitu kita meninggalkan ponsel pintar kita, masalah baru bermunculan.
Seberapa banyak waktu luang yang kita miliki hari ini, yang sebelumnya kita habiskan untuk melakukan hobi atau pekerjaan sehari-hari kita malah kita habiskan untuk aktif di media sosial?
Tanpa menyadarinya, kita telah membuang banyak waktu. Merasa bahagia belum tentu. Pada saat bersamaan ada perasaan tidak nyaman muncul dalam benak dan pikiran kita.
Waktu yang dihabiskan di media sosial seperti mendapatkan kalori kosong. Kita mungkin merasa termotivasi selama beberapa menit, tetapi pada akhirnya kita akan menyesal karena telah sesuatu yang tidak produktif. Ketidakbahagiaan ini akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari kita dan akibat negatifnya dapat menular ke keluarga dan teman-teman.
Di dunia yang dengan kemajuan teknologi ini, kita cenderung merasa kehilangan kehidupan jika tidak aktif di media sosial.
Itulah alasan mengapa sebagai orang tua perlu membatasi penggunaan gawai. Bukan berarti kita harus sama sekali menolak media sosial.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah batasannya seperti kita membuat peraturan penggunaan gawai kepada anak-anak kita. Karena terlalu mudah untuk kehilangan diri sendiri di dunia digital yang memikat ini. [Maya/Cms]