AYAH, Bunda, alangkah baiknya jika orangtua memahamkan kebaikan kepada anak bukan memaksa. Misalnya, pernahkah kita menjelaskan pahala apa saja yang akan didapat anak saat anak sholat berjamaah di masjid?
Mulai dari pahala saat berwudhu di rumah, saat berjalan ke masjid, berdoa masuk masjid, melakukan sholat sunah, berdoa diantara azan dan iqomat, melakukan sholat berjamaah,
beristighfar setelah sholat, berdzikir, berdoa, lalu berjalan pulang kembali sampai ke rumah. Pernahkah Ayah menjelaskan semua itu?
Pernahkah Bunda, menjelaskan pahala dua rakaat sholat sunah sebelum subuh saja kepada anak, itu pahalanya lebih baik dari dunia dan segala isinya.
“Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya.”. (HR. Muslim).
Coba terangkan ke anak, misalnya kita bawa HP lalu googling bentuk bumi.
Katakan kepada anak, “Nak, kalau engkau sholat sunah sebelum subuh, engkau akan mendapatkan bumi ini lho bahkan lebih bagus daripada bumi ini”.
“Kalau Abang sholat sunah sebelum subuh sebanyak 10 hari maka Abang dapat 10 kali bumi ini”.
“Kalau setahun dapat 365 bumi, luar biasa bukan, makanya yuk kita biasakan sholat sunah sebelum subuh”.
Misalnya lagi: “Adik, mau nggak punya istana di surga, istana di surga itu lebih indah daripada istana di dunia, caranya adik membaca surat Al Ikhlas 10 kali, nanti Allah akan bangunkan istana di surga”.
“Nak, pernahkah kamu sholat terus tanpa berhenti dari maghrib sampai subuh, mau nggak dapat pahala seperti sholat semalaman, caranya sholat subuh berjamaah”.
Baca Juga: 19 Cara Positive Parenting yang Wajib Diketahui Orangtua
Memahamkan Kebaikan kepada Anak bukan Memaksa
Pernahkah Bunda menjelaskan keutamaan-keutamaaan ibadah kepada anak. Misalnya juga Bunda menjelaskan kepada anak pahala saat berkurban, yang pahalanya sebanyak bulu-bulu yang ada di kulit kambing.
Menjelaskan pahala setiap huruf dalam Al Quran, 1 kebaikan. Sekali-kali anak diajak membaca surat Al Fatikah lalu anak kita minta menghitung hurufnya. Berapa hurufnya, sejumlah itulah pahala yang akan didapatkan.
Coba Bunda ajak anak keluar rumah di malam hari. Lalu Bunda melihat ke atas, ada langit yang sangat luas seolah-olah tak bertepi.
Luas sesungguhnya pasti jauh lebih luas lagi.
Katakan kepada anak “Nak, coba lihat langit di atas, surga itu seluas langit dan bumi. Jika kita masuk surga maka luas surga itu antara langit dan bumi.
Itu yang kita lihat hanya sejauh mata kita memandang, langit sesungguhnya jauh lebih luas lagi.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran: 133).
Jadi, seringlah menjelaskan keutamaan-keutamaan sebuah ibadah kepada anak.
Keutamaan shalat berjamaah, keutamaan mengaji Al Quran, keutamaan sedekah, keutamaan mengikuti pengajian, keutamaan berdzikir, beristighfar, bersholawat kepada Nabi dan banyak keutamaan ibadah lainnya.
Saat anak sudah paham akan keutamaan-keutamaan sebuah ibadah maka insha Allah anak akan ikhlas melakukan ibadah itu.
Anak akan otomatis melakukan ibadah sendiri tanpa perlu diperintah oleh orang tuanya. Kenapa seperti itu karena ia sudah paham.
Jadi berusahalah, jadikan anak beribadah itu bukan karena takut dimarahi Ayah dan Bunda, karena ia sudah paham kenapa ia melakukan itu.
Jadi jangan sampai, Ayah menyuruh anaknya untuk melakukan perbuatan baik tetapi dengan cara yang tidak baik, yaitu dengan membentak sekaligus mengancam.
Apa yang terjadi, anak mungkin akan berangkat ke masjid namun ia berangkat bukan karena paham akan perintah Allah untuk sholat,
bukan karena paham besarnya pahala yang akan mereka dapatkan saat sholat berjamaah di masjid namun mereka berangkat ke masjid disebabkan karena ketakutannya kepada ayahnya.
Pemahaman anak kenapa mereka harus melakukan ibadah itu sama pentingnya dengan ibadah itu sendiri.
Anak dalam menjalankan ibadah itu harus didasarkan pada pemahaman bukan didasarkan pada keterpaksaan dan ketakutan kepada ayahnya.
Ketahuilah, saat engkau malas mendidik anakmu ilmu agama, ingatlah bahwa ilmu agama yang engkau berikan itu akan menjadi investasi untuk akhiratmu nanti.[ind]