Anak-anak terus-menerus belajar hal-hal baru saat mereka tumbuh dewasa. Saat belajar dan bereksplorasi, mereka mungkin menghadapi situasi-situasi tertentu dalam kehidupan mereka di mana orangtua harus turun tangan dan membantu mereka.
Situasi-situasi tertentu seperti ini sering membawa banyak tantangan ke dalam pola pengasuhan yang perlu kita perhatikan.
Baca juga : Keluarga Muslim Membutuhkan Visi Parenting
Masalah Umum Parenting dan Solusinya
Berikut adalah beberapa masalah umum parenting dan solusinya
1. Kurang Percaya diri
Ketika anak-anak tumbuh, mereka mulai bertemu dengan anak-anak lain di sekolah dan lingkungan mereka.
Banyak anak yang siap secara karakter dan mental untuk terlibat atau bergaul dengan anak-anak lain, tetapi beberapa anak lebih suka menyendiri dan menghindari segala bentuk hubungan.
Beberapa anak mungkin kurang percaya diri untuk berteman atau berkomunikasi dengan orang lain.
Solusi:
Cara terbaik untuk menangani situasi ini adalah dengan mengamati perilaku anak. Jika dia secara aktif menolak untuk terlibat dengan anak-anak lain, orangtua dapat berbicara dengannya secara perlahan tentang pertemanan atau bergaul.
Hingga suatu ketika orangtua harus memaksa anak untuk berbicara dengan seseorang atau bermain dengan orang lain. Kadang-kadang ada dua anak pemalu bertemu pada akkhirnya malah menjadi teman.
2. Kecanduan perangkat digital
Seluruh hidup kita selalu bersinggungan dengan perangkat digital. Kita melihat perangkat digital untuk memudahkan segala urusan, tetapi anak-anak melihatnya dengan cara yang berbeda.
Mereka benar-benar akan mengambil ponsel dan konsol video game dan tetap memegang perangkat-perangkat itu selama berjam-jam.
Ketika orangtua menolak memberikannya atau mengambil gadget darinya, anak mungkin akan marah, tidak sabaran, atau mulai menangis tanpa terkendali.
Solusi:
Penting untuk memperkenalkan anak-anak Anda ke kegiatan lain yang memberi mereka kegembiraan atau semangat yang sama seperti yang dilakukan gadget.
Kegiatan di luar ruangan dan permainan papan adalah alternatif yang bagus di mana Anda dapat berpartisipasi juga.
Coba dan tegakkan waktu bermain tertentu atau jam bermain ketika anak Anda dapat menggunakan gadget mereka.
3. Kebiasaan makan yang tidak benar
Anak-anak sering makan tidak tepat waktu dengan makanan yang juga sembarangan dalam jumlah yang juga tidak tepat.
Mereka menolak makan sayuran sehat dan lebih sering memilih makanan manis dan makanan ringan yang disimpan di rumah. Mie instan dan makanan cepat saji lainnya menarik perhatian mereka.
Solusi:
Dalam kasus seperti itu, memaksa untuk memakan makanan sehat tidak pernah berhasil. Cobalah berbicara dengan anak tentang efek dari konsumsi junk food yang berlebihan.
Tunjukkan padanya contoh masalah obesitas dan kesehatan. Sertakan dia dalam berbagai kegiatan di dapur dan biarkan dia melihat bagaimana makanan bergizi disiapkan.
Merubah pola makan bisa juga dengan cara melakukan rutinitas makan bersama.
4. Tidak senang belajar
Setiap orangtua memiliki masalah yang sama dengan anak yang suka menunda-nunda menyelesaikan pekerjaan rumah atau malas belajar untuk ujian atau malas untuk belajar hal lain.
Sebagian besar waktu dihabiskan untuk memarahi anak dan memaksanya untuk duduk dan menyelesaikan pekerjaan rumah.
Solusi:
Orangtua harus mengajak anak berbicara tentang apa yang anak sukai di sekolah dan menanamkan rasa ingin tahu dan minat pada hal itu.
Jika dia lemah atau tidak fokus dalam mata pelajaran tertentu, diskusikan dengannya bagaimana cara mengatasinya.
Orangtua juga bisa mengajak anak untuk memahami bahwa pengetahuan atau pelajaran yang sedang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
5. Merengek dan Merajuk
Hampir semua anak merengek dan mengeluh kepada orangtua mereka. Mereka mungkin menangis dan merengek untuk hal-hal yang sangat kecil.
Insiden kecil apa pun di sekolah atau saat bermain dengan teman-temannya atau bahkan di rumah dapat memicu dia untuk mengeluh, menangis dan merajuk.
Solusi:
Hal penting yang perlu kita ketahui adalah alasan murni yang menyebabkan mereka mengeluh, menangis dan merengek adalah karena anak ingin tahu apakah orangtua memperhatikannya atau tidak.
Hal terbaik yang bisa lakukan oleh orangtua adalah mendengarkannya kemudian mengajaknya berbicara dan berdiskusi untuk menemukan solusi dengan cepat dan tepat.
Dikemudian hari didiklah dia untuk mengkomunikasikan masalah-masalahnya dengan cara yang benar dan bukannya dengan merengek sepanjang waktu.
Bicaralah dengannya jika mereka bisa menyelesaikannya masalah-masalah tertentu sendiri.
6. Anak pemarah dan agresif
Anak pemarah dan agresif adalah masalah yang cukup menantang dan mungkin merupakan hasil dari pola pengasuhan tanpa pelibatan salah satu pihak orangtua.
Ada ayah yang enggan untuk terlibat dalam pengasuhan anak atau pengasuhan oleh orangtua tunggal. Ketika perilaku anak menjadi tidak terkendali, ia menjadi anak yang pemarah, sering menjerit dan memecahkan barang-barang.
Jika perilaku ini terus-menerus dilakukan bisa menyebabkan masalah dan stres bagi si anak sendiri dan orangtuanya.
Stress bisa semakin meningkat jika tetangga atau orangtua dari anak-anak lain mulai mengeluhkan perilakunya.
Kadang-kadang, yang muncul kemudian adalah perilaku mengintimidasi dengan anak memukuli anak-anak lain di sekolah atau perilaku kekerasan hingga merusak sarana umum.
Solusi:
Anak menjadi pemarah dan agresif bukan tanpa alasan. Perilaku ini tidak dia lakukan dengan tanpa alasan. Selalu ada alasan di balik kemarahannya.
Cobalah berbicara dengannya untuk mencari tahu apakah ada situasi di rumah atau di luar yang membuatnya stres dan bereaksi dengan cara seperti ini.
Jika situasinya mengerikan dan telah berlangsung lama, yang terbaik adalah membawanya ke konselor untuk mendapat perawatan profesional.
7. Berbohong
Hampir semua anak berbohong satu kali atau beberapa kali. Orangtua bahkan mungkin menyadari jika anaknya berbohong tetapi tidak menegurnya.
Hasilnya anak akan terus berbohong dan mengembangkannya menjadi kebiasaan. Jika tidak segera diatasi, kebiasaan berbohong bisa mengarah sikap yang tidak jujur dan menyembunyikan hal-hal penting dari orangtua.
Solusi
Penting untuk tidak memarahi atau memukuli anak ketika dia berbohong. Biarkan dia tahu bahwa kebohongannya akan selalu dapat diketahui.
Berbicaralah kepadanya tentang mengapa itu tidak baik. Minta dia untuk tidak takut saat mengatakan yang sebenarnya, bahkan jika itu adalah kesalahannya.
8. Persaingan antar saudara
Perkelahian atau pertengkaran antar saudara adalah sesuatu yang biasa terjadi. Jika masih dalam kendali, pertentangan antar saudara masih bisa kita terima.
Namun ketika pertentangan mereka menjadi di luar kendali, bisa terlihat dari sikap membenci satu sama lain. Selain itu, perkelahian terus-menerus dapat menyebabkan banyak masalah dan merusak suasana di rumah.
Solusi:
Segera turun tangan pada saat-saat awal pertentangan untuk menyelesaikan masalah dengan tenang dan katakana kepada mereka jika mereka juga harus melakukan hal yang sama juga.
Langkah pertama adalah dengan menenangkan kedua anak dan tidak menyalahkan satu atau yang lain untuk apa pun.
Menegakkan aturan bahwa setiap perkelahian akan berakhir dengan hukuman untuk kedua anak secara setara.
9. Ketidakpatuhan
Ada saat anak menolak untuk melakukan sesuatu yang orangtua perintahkan. Kebanyakan orangtua menganggapnya sebagai ketidakpatuhan.
Sudah saatnya orangtua memahami jika penolakannya itu pertanda anak sedang berusaha untuk membangun kepercayaan dirinya dan sedang ingin mengutarakan pendapatnya sendiri.
Mencoba untuk mendominasinya dan menekannya mungkin malah menyebabkannya menjadi agresif.
Solusi
Memiliki pendapatnya sendiri dan berani mengungkapkannya adalah pertanda kekuatan anak.
Bicaralah dengannya tentang mengapa kita memerlukan bantuannya dan dengarkan alasannya mengapa ia tidak mau melakukannya.
Ketenangan akan membuat mereka memikirkan kembali apa yang mereka katakan. Biasanya mereka akan menyadari jika sikap mereka salah dan segera akan memberi bantuan yang dibutuhkan orangtuanya.
Namun jika sikapnya menjadi kasar dan tidak terkendali, orangtua harus segera bersikap tegas.
10. Tantrum
Tantrum berbeda dengan sekedar merengek atau mengeluh. Ketika anak tantrum, dia akan segera membuat ulah, ia hanya akan mulai menangis dan bahkan terkadang tidak menyampaikan alasan mengapa dia berulah.
Dia tidak akan mendengarkan orangtuaya dan juga tidak bersedia bersikap tenang. Dia hanya ingin menciptakan kekacauan.
Solusi:
Dalam menghadapi anak yang tantrum yang terpenting adalah tidak kehilangan ketenangan. Katakan kepada anak jika kita siap mendengarkannya begitu dia berhenti menangis.
Sampai saat dia bisa menghentikan tangisannya, lanjutkan kegiatan kita sendiri. Begitu dia melihat bahwa kemarahannya tidak berpengaruh pada orangtuanya, dia akan berhenti dan berbicara tentang apa yang sebenarnya ia inginkan.
Merawat anak hingga tumbuh dewasa tentu saja merupakan tugas yang sangat besar. Berbagai masalah hubungan orangtua-anak yang kita hadapi selama perjalanan ini bisa menjadi sangat sulit.
Menyadari bahwa anak-anak berusaha sebaik mungkin untuk mengatasinya, adalah kunci untuk membuat orangtua lebih pengertian, tenang, dan peduli dalam membantu menyelesaikan masalah mereka. [MRR/Sumber: FristCry.Parenting]