ChanelMuslim.com – SN (14), siswi kelas VIII SMP yang meninggal lantaran melakukan percobaan bunuh diri di sekolahnya sendiri pada Selasa (14/1/2020).
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti menyatakan bahwa kasus anak sekolah yang melakukan percobaan bunuh diri di sekolah merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
Polisi masih menyelidiki penyebab yang membuat SN melakukan tindakan bunuh diri. Di media sosial ramai diperbincangkan persoalan perundungan atau perisakan oleh teman-teman sekolahnya. Isu ini kemudian dibantah oleh pihak sekolah. Kemudian tersiar juga di media sosial obrolan terakhir SN dengan temannya tepat sebelum dia memutuskan untuk loncat dari lantai tiga gedung sekolah. Dalam obrolan online itu, SN mengungkapkan persoalan di dalam keluarganya.
Hikmah Apa Yang Bisa Kita Ambil dari Kasus ini?
Keluarga merupakan wadah bagi seseorang untuk bisa bertumbuh kembang pertama kalinya. Lingkungan keluarga, terutama orangtua, memiliki pengaruh yang besar bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Peran pola asuh orangtua jugalah yang menentukan seberapa baiknya seseorang bisa beradaptasi dan terlibat penuh dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun tidak ada keluarga yang sempurna, namun beberapa keluarga atau orangtua tidak dapat menjalankan fungsi yang seharusnya karena satu dan lain hal. Masalah keluarga ini kemudian akan berdampak terhadap kesejahteraan anak di masa depan.
Keluarga dikatakan bermasalah ketika rumah tidak dapat menjadi tempat berlindung bagi semua anggota keluarga. Selain itu, pola asuh orangtua di keluarga bermasalah cenderung menimbulkan aura negatif dan kurang memperhatikan kesehatan mental anak sehingga berdampak terhadap proses tumbuh kembang anak.
Disfungsi keluarga layaknya sebuah domino. Masalah keluarga secara langsung berkaitan dengan kondisi dan perilaku kedua atau salah satu pihak ortu, yang kemudian jadi berdampak langsung terhadap perkembangan anak. Berikut beberapa hal yang berisiko menyebabkan suatu keluarga bermasalah, di antaranya:
1. Orangtua yang ketergantungan narkoba atau alkohol
Ketergantungan zat terlarang merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan hilangnya figur orang tua dalam keluarga, munculnya perilaku kekerasan, dan kesulitan finansial.
2. Kekerasan dalam rumah tangga
KDRT menyebabkan situasi keluarga jadi tidak kondusif dan tidak aman bagi anak-anak serta dapat menyebabkan seorang anak tumbuh menjadi seseorang yang kasar ketika dewasa.
3. Konflik antara kedua orangtua
Selain berpotensi pada perceraian, konflik antar orangtua dapat menimbulkan dampak serius ketika pertengkaran jadi melibatkan anak dan salah satu pihak secara sengaja membatasi hubungan anak dengan yang lain.
4. Tinggal bersama ortu dengan gangguan mental
Orangtua yang depresi akan membatasi kontak fisik dan komunikasi antar orangtua-anak, sehingga perkembangan emosional anak jadi ikut terganggu.
5. Pola asuh yang terlalu mengekang
Pola asuh yang terlalu mengendalikan aktivitas anak dapat menyebabkan anak tidak berkembang sebagaimana mestinya. Anak-anak yang tinggal dengan ortu “diktator” juga cenderung berperilaku memberontak atau bersikap antisosial terhadap keluarga dan orang lain di sekitarnya. [MY/sumber: hellosehat.com]