SEMANGAT belajar. Sebuah survei tentang sistem pendidikan dilakukan New Jersey Minority Educational Development (NJ MED) dan dirilis World Top 20 Education Poll.
Data statistik dikumpulkan berasal dari 6 organisasi internasional, di antaranya OECD, PISA, UNESOC, EIU, TIMSS, PIRLS.
Hasilnya, ada 20 negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia dari 209 negara. Lima peringkat teratas diduduki Denmark, Korea Selatan, Belanda, Jerman, dan Irlandia.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia tak tercatat dalam daftar 20 negara tersebut. Indonesia berada di urutan ke-67, setelah Albania di posisi ke-66 dan Serbia di peringkat ke-68.
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya minat belajar anak Indonesia.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis, kondisi ini sungguh ironis, sebab belajar merupakan kewajiban setiap Muslim.
Sebagaimana disampaikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan dicontohkan para alim terdahulu.
Salah satunya, Ibnu Abbas.
Ibnu Abbas adalah putera dari paman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, dan ibunya bernama Ummul Fadl Lababah binti Harits, saudari Ummul Mukminin Maimunah.
Baca Juga: Hari Pendidikan Nasional 2023, Mendikbud Ajak Teruskan Semangat Merdeka Belajar
Semangat Belajar Ibnu Abbas
Sewaktu kecil Ibn Abbas pernah didoakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Ya Allah, pahamkanlah padanya agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir).”
Mendapat keberkahan doa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Ibnu Abbas akhirnya dikenal sebagai ahli tafsir.
Selain itu, juga sebagai periwayat hadist terbanyak kelima setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ummul Mukminin Aisyah.
Semangat belajarnya dicatat sejarah. Salah satu peristiwa yang masyhur adalah ia datang ke rumah Ubay bin Ka’ab untuk menanyakan sebuah hadist.
Setiba di sana, Ubay bin Ka’ab rupanya sedang tidur. Ibn Abbas lalu menunggu di depan rumahnya hingga tertidur dan wajahnya tertutup debu.
Terkejutlah Ubay bin Ka’ab, “Wahai anak paman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, apa yang membuatmu datang? Mengapa engkau tidak mengutus salah seorang agar aku mendatangimu?”
Ibnu Abbas menjawab, “Tidak, akulah yang lebih berhak mendatangimu. Telah sampai hadis kepadaku darimu bahwa engkau mendengar dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Aku ingin mendengar langsung darimu.”
View this post on Instagram
Dikisahkan pula, suatu hari Ibnu Abbas melihat Zaid bin Tsabit hendak menaiki tunggangannya. Ibnu Abbas pun berdiri di depannya lalu memegang tunggangan tersebut agar Zaid naik dan mengambil tali kekangnya.
”Tinggalkan itu, wahai anak paman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam!” seru Zaid bin Tsabit.
“Demikian kami diperintah untuk memperlakukan (menghormati) ulama kami,” jawabnya dengan santun.
Zaid kemudian berkata, “Keluarkanlah tanganmu.” Lalu Ibnu Abbas mengeluarkan tangannya dan Zaid pun menciumnya seraya berucap,
“Demikian kami diperintah untuk memperlakukan ahli bait Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.”
Hari ini, 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Semoga semangat belajar para alim terdahulu menginspirasi anak-anak Indonesia.[ind]