FATHERLESS adalah kondisi ketika ayah ada tapi tiada. Ustaz Satria Hadi Lubis menjelaskan maksudnya, ayah ada di sebuah keluarga tapi perannya dalam membina anak-anaknya tidak dominan.
Yang lebih dominan adalah ibu. Sedang ayah sibuk di luar rumah mencari nafkah atau sibuk dengan kegiatan lainnya.
Kondisi fatherless di Indonesia cukup memprihatinkan.
Terbukti banyak sekali data yang menginformasikan tentang meningkatnya kenakalan remaja, meningkatnya kriminalitas dengan pelaku anak, meningkatnya pemakaian narkoba, perilaku seks bebas dan penyimpangan seksual serta lahirnya anak-anak yang mudah stres, depresi sampai bunuh diri.
Nanti jika anak-anak fatherless ini menikah dan berkeluarga, mereka tidak dewasa mengelola rumah tangganya.
Muncul suami-suami yang tak mampu memimpin keluarga atau isteri-isteri yang tak mampu mengelola emosi, sehingga rentan terjadinya perceraian.
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia 2023, kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus pada tahun 2022.
Jelas angka ini meningkat 15% dibandingkan 2021 yang mencapai 447.743 kasus. Ini berarti di tahun 2022 setiap satu jam terjadi 60 perceraian di Indonesia!
Jadi dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang tumbuh kembang tanpa pengasuhan ayah (fatherless) akan lambat dewasanya. Usia psikologis anak akan jauh lebih lambat dari usia biologisnya.
Baca juga: Fatherless Faktor Terbesar Anak Menjadi Lesbian
Fatherless, Ayah Ada Tapi Tiada
Oleh sebab itu, “gerakan” mengembalikan ayah ke rumah untuk menjalankan peran sebagai pembina (pendidik) anak-anaknya perlu digesa segera agar masa depan bangsa tidak suram akibat menurunnya kualitas generasi mendatang.
Komunitas keayahan perlu diperbanyak, kampanye bahaya fatherless perlu ditingkatkan, dan seminar/kelas-kelas parenting perlu dihadiri oleh para ayah, sehingga kesadaran dan keahlian ayah untuk mengasuh anak semakin meningkat.
Peran penting ayah dalam keluarga ini juga tergambar dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam:
“Seorang ayah adalah bagian tengah dari gerbang surga. Jadi, tetaplah di gerbang itu atau lepaskan” (H.R. Tirmidzi).
Hadis di atas menggambarkan bahwa ayah merupakan kunci penting dalam membimbing dan mendidik anak dalam suatu keluarga untuk sukses dan masuk surga bersama.[ind]
View this post on Instagram