BAGAIMANA menjadikan rumah kita rumah ramah anak? Pada era gadget saat ini, rumah terasa asing bagi anak-anak karena kurangnya interaksi di dalam rumah.
Mengutip dari Buku “Wonderful Parent, Menjadi Orang Tua Keren” karya Ustaz Cahyadi Takariawan, begini pedoman menjadikan rumah yang nyaman bagi anak.
Sesungguhnya orangtua tidak perlu dibuat bingung dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, karena teknologi akan terus berkembang dengan sangat cepat.
Bahkan melebihi kemampuan kita untuk mempelajarinya.
Pada zaman kakek moyang kita, mungkin mereka sibuk menasihati anak agar tidak terus-menerus duduk di dekat radio untuk mendengarkan siaran.
Pada zaman orang tua kita, mereka sibuk menasihati anak-anak agar tidak kecanduan tayangan televisi.
Pada zaman kita, semua sibuk mengondisikan anak agar tidak kecanduan gadget.
Lima tahun dari sekarang, persoalan sudah berganti lagi. Seperti apa pun perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, selalu ada garis lurus yang bisa diikuti.
Yang membuat kita tidak menjadi bingung dan galau.
Baca Juga: Wisata Alam Ramah Anak di Scientia Square Park
6 Cara Jadikan Rumah Ramah Anak
Berikut beberapa pedoman untuk menciptakan lingkungan rumah yang ramah dalam mendidik anak, yang harus diaplikasikan secara kolektif oleh semua komponen anak bangsa.
Ayah dan Bunda sebisa mungkin bisa menerapkan pedoman berikut ini dalam mendidik anak-anak sejak di rumah agar tercipta lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan potensi kebaikan buah hati.
1. Ambil Tanggung Jawab
Hendaknya orangtua mengambil tanggung jawab sepenuhnya dalam mendidik anak, karena inilah hakikat tugas utama orang tua.
Pihak lain seperti sekolah, madrasah, pesantren hanyalah membantu orang tua dalam mendidik anak-anak.
Orang tua penuh dengan keterbatasan, tidak mampu untuk mengajarkan segaka hal kepada anak-anak, maka mereka memerlukan mitra untuk mendidik anak berupa guru, ustaz, sekolah, madrasah, atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Namun tanggung jawab utama pendidikan anak tetap pada orang tua.
2. Sinergi Pengasuhan
Hendaknya orangtua memiliki sinergi yang positif dalam mendidik dan mengarahkan anak.
Jangan sampai pendidikan anak diserahkan sepenuhnya kepada ibu saja, atau kepada ayah saja, padahal mereka adalah keluarga yang utuh.
Tentu berbeda kondisinya dengan keluarga single parent yang memang harus mengasuh dan mendidik anak secara sendirian.
Ayah harus terlibat dalam pendidikan anak, demikian pula ibu harus terlibat dalam pendidikan anak.
Salah satu catatan penting dalam pendidikan anak dalam keluarga adalah, perlunya keseimbangan aktivitas di dalam dan di luar rumah.
Hendaknya suami dan istri pandai mengatur waktu, pandai mengelola kegiatan, pandai membagi perhatian, sehingga semua tugas dan kewajiban baik di dalam rumah maupun di luar rumah bisa terlaksana secara optimal.
3. Jadilah Orang Tua yang Kuat, Pintar, dan Hangat
Orang tua kuat, memiliki spiritualitas yang tinggi, memiliki visi, cita-cita dan berusaha mewujudkannya dalam keluarga.
Orangtua pintar, terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk mendidik anak-anak.
Orang tua hangat, selalu berlaku lembut, penyayang, penuh cinta kasih terhadap anak.
Orang tua bersahabat, selalu berkomunikasi, mendengarkan curhat anak, mengerti keinginan anak, dan bisa mengarahkan dengan cara yang menyenangkan anak.
Dengan cara seperti ini, anak akan betah bersama orang tua, dan tidak memberontak atau lari dari keluarga.
4. Tanamkan Nilai
Penanaman nilai ini sudah dilakukan sejak sebelum kehamilan. Islam mengajarkan adab hubungan suami-istri, agar jika dari hubungan itu muncul kehamilan, bisa menghindarkan janin dari godaan setan.
Seiring pertambahan usia, anak harus mendapatkan penanaman nilai-nilai yang lebih lengkap dan lebih sempurna, sebagaimana telah dicontohkan Luqman Al-Hakim dalam Al-Qur’an.
Luqman sebagai ayah telah menanamkan keyakinan tauhid ke dalam jiwa anaknya, menanamkan keyakinan akan pengawasan Allah, sekaligus menanamkan nilai-nilai kebaikan yang akan menjadi pedoman bagi sang anak untuk menjalani kehidupan hingga akhir hayatnya.
5. Mentoring dan Monitoring
Anak-anak memerlukan mentoring tentang berbagai macam hal dalam kehidupannya.
Misalnya tentang teknologi, anak harus mendapatkan edukasi tentang penggunaan internet dan gadget secara positif.
Ada tutorial atau mentoring tentang cara pemanfaatan internet, mentoring tentang rambu-rambu boleh serta tidak boleh sehingga anak sejak awal sudah mengerti batasan.
Kadang orang tua sekadar memberikan segala sesuatu yang diinginkan anak tanpa monitoring.
Misalnya membelikan HP, gadget, tablet, laptop, sarana game online dan akses internet tanpa batas kepada anak, namun tidak diawali dengan mentoring tentang cara pemanfaatannya secara positif.
Dampaknya, anak berpesta pora dengan semua fasilitas yang diberikan orang tua tersebut tanpa mengetahui batasan yang semestinya mengikat dirinya.
Selain mentoring, hendaknya orang tua berusaha memonitor anak dalam penggunaan teknologi, jangan sampai kecanduan atau menggunakan untuk hal yang tidak sejalan dengan kebaikan.
Orang tua perlu memonitor sahabat-sahabat dekat anak, baik yang offline maupun online.
Orang tua perlu memonitor lingkungan permainan, lingkungan pergaulan anak, sehingga menjadi tahu apakah anak berada dalam koridor kebenaran dan kebaikan,
ataukah sudah menyimpang dan bahkan terjerumus ke dalam kejahatan.
Sangat berbahaya jika anak lepas kontrol, tanpa monitoring dari orang tua.
6. Terapkan aturan Screen Time dan Family Time
Sangat sering dijumpai, satu keluarga yang berkumpul di rumah atau bepergian bersama-sama dalam rombongan, namun tidak ada interaksi di antara mereka.
Semua asyik dengan gadget, semua asyik dengan dunia masing-masing, tanpa peduli lingkungan sekitar.
Kondisi ini, walaupun satu keluarga sedang berada di tempat yang sama, tidak bisa disebut sebagai “family time”.
Itulah “screen time” yang harus dibatasi, dan dibuat kesepakatan bersama dalam keluarga.
Kehangatan kasih sayang dalam keluarga tidak boleh tergantikan oleh kehangatan interaksi dengan teknologi.
Ayah Bunda, semoga rumah-rumah kita adalah rumah yang hangat yang ramah anak dan mereka sedang berada di dalamnya. Semoga bermanfaat.[ind]