Oleh: Dr. Hj. Femina Sagita Borualogo, MA
ChanelMuslim.com–Ibu zaman now. Ibu sosialita yang suka ber-selfie ria. Saya pikir, ibu seperti ini sejak dulu juga sudah ada, yaitu di zaman tahun 90-an, saya dengar juga sudah ada semacam sosialita, tapi hanya di kalangan elit.
Sekarang, dengan kemajuan teknologi komunikasi, membeli gadget, berlangganan internet dan bersosial media, adalah hal yang bisa dilakukan siapa saja. Dengan demikian, para sosialita semakin mudah memamerkan gaya hidup mereka, yang di tahun 90-an tidak terlalu luas diketahui umum.
Masyarakat mudah meniru, dan membuat gaya hidup yang semula ‘high class’ itu, ditiru juga oleh kelompok menengah ke bawah. Pakaian yang mahal, kacamata yang ditenggerkan di atas kepala, baik itu berjilbab atau pun tidak, dan gaya sosialita lainnya, yang kini juga diadopsi oleh menengah ke bawah.
Saya memandang hal ini, sebagai hal yang mubazir, jika hal itu dijadikan ajang pamer. Karena dana yang digunakan untuk mempertahankan gaya hidup seperti sosialita, tidak murah. Jika sanggup, mungkin masih bisa dimaklumi… Tapi tidak jarang yang sebenarnya mereka memaksakan diri untuk bergaya sosialita …
Sebaiknya gaya hidup yang bersahaja, itu lebih membuat hati tenang. Selain terhindar dari godaan untuk tabarruj (bersolek untuk non mahram), juga Islam melarang kita untuk mubazir.
Fenomena ghiroh hijrah dan belajar agama tinggi adalah fenomena yang kita syukuri. Seperti terlihat dalam acara hijrah Fest, yang baru-baru ini dilaksanakan, itu sangat menggembirakan.
Namun, saya khawatir ada kecenderungan seperti fenomena sosialita yang tadi, yaitu gaya hidup yang mahal, khawatir diadopsi oleh kalangan menengah ke bawah, yang sesungguhnya mereka tidak mampu mengikuti gaya hidup ini.
Rajin ikut kajian, adalah hal yang sangat OK. Namun beberapa hal, masih terlihat kecenderungan untuk saling pamer karena baju dan pernak-pernik yang digunakan termasuk kategori mahal.
Alangkah indahnya, jika ghiroh hijrah ini dibarengi dengan kesederhanaan.[ind]