Oleh: Ardian Permana, S.Hum
ChanelMuslim.com-Kesadaran berpolitik sekarang memang harus dimunculkan baik pada keluarga, tetangga atau siapapun. Karena kita tahu, kalau kita tidak terlibat dalam politik maka mau tidak mau suka atau tidak suka, kita akan merasakan juga efek dari politik itu. Kesadaran politik sekarang adalah Politik Kemaslahatan, bukan politik kepentingan.
Politik Kemaslahatan adalah politik yang mengarahkan kita untuk memilih partai atau pemimpin berdasarkan nilai manfaat atau mudharatnya untuk agama, bangsa, dan negara. Bukan politik yang ditujukan hanya untuk kepentingan segolongan orang, kepentingan partai, kepentingan individu, apalagi hanya sekadar kekuasaan.
Sebagai muslim, kita harus ikut terlibat dalam politik praktis karena itu tidak diharamkan. Rasulullah saw panutan kita adalah seorang Ahli Politik, Ahli strategi baik dalam peperangan, dalam hal ekonomi dan sebagainya.
Dalam berpolitik atau memilih pemimpin, kita harus sadar dan perhatikan beberapa hal, misalnya tentang partai yang akan kita pilih. Lihat partainya tersebut dari sisi orang-orang yang ada di belakangnya, apakah mereka seiman dengan kita, memiliki track record yang baik dalam dakwah dan keilmuan, apa misi dan visi dari partai tersebut, apa asasnya. Begitupun dalam memilih pemimpin kita harus punya kesadaran akan tanggung jawab kita dalam memilih pemimpin yang bertaqwa kepada Allah, mencintai Rasulullah dan juga para ulama.
Kalau kita tidak ikut dalam berpolitik, apalagi kita golput, maka jangan heran kalau negeri ini atau kita dipimpin oleh tokoh-tokoh yang dzolim yang islamphobia, yang membenci para ulama, bahkan mengembangkan ajaran sesat seperti komunisme dan liberalisme. Dan yang paling utama, kita memposisikan di mana kita berada, apakah di pihak yang dzolim atau di pihak yang benar menurut agama kita. Seperti yang ramai diviralkan di medsos tentang burung Pipit dan Cicak itu. Soal menang dan kalah itu adalah takdir Allah, tapi di akhirat nanti ‘jari’ kita akan menjadi saksi di mana kita berpihak. Dan Allah tahu di mana posisi kita dalam berpolitik.
Seperti saya saat Pilkada Serentak 2018 ini, mulai mengajarkan kepada anak saya saat Pilgub Jawa Barat kemarin adalah momen pertama dalam hidupnya untuk ikut berpolitik praktis dengan memilih pemimpin yang direstui oleh para ulama dan kita yakini mereka adalah tokoh-tokoh yang baik. Saya menjelaskan kenapa kita harus ikut Pilgub ini, kenapa kita harus memilih pasangan A atau B, apa alasannya. Soal menang kalah kita sampaikan itu adalah takdir Allah, yang penting kita sudah menjalankan tanggung jawab kita sebagai muslim, sebagai warganegara dan sebagai manusia yang yakin dengan arahan para ulama kita.
Jadi jangan sampai kita menabukan politik itu kepada keluarga kita, khususnya kepada anak-anak kita selaku generasi penerus, karena kalau kita anggap politik itu tabu kepada mereka maka selamanya mereka akan jadi manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak menjalankan Aqidah mereka sebagai muslim yang sudah diarahkan dalam Alquran dalam memilih pemimpin.[ind]