ChanelMuslim.com – Meraih energi silaturahmi. Silaturahmi atau silaturahim secara bahasa adalah menjalin hubungan kasih sayang dengan saudara dan kerabat yang masih ada hubungan darah (senasab). Seseorang tidak dapat dikatakan menjalin hubungan silaturahmi bila ia berkasih sayang dengan orang lain sementara saudara dan kerabatnya dia jadikan musuh.
Islam dalam hal ini mengajarkan kepada kita tentang skala prioritas, yaitu dahulukan keluarga dan kaum kerabatmu baru kemudian orang lain. Hubungan baik dengan orang lain jangan sampai merusak hubungan kekeluargaan. Silaturahmi berarti menyambung kasih sayang, memelihara hubungan kekerabatan.
Baca juga: Memperindah Penampilan Salat dengan Baju Koko
Tentang silaturahmi Allah berfirman, “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadaap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al- Anfal; 75)
Hukum Al-Qur’an di atas menegaskan bahwa orang-orang yang memiliki kekerabatan lebih berhak diajak bersilaturahmi ketimbang orang-orang yang bukan kerabat tetapi ini tidak berarti bahwa orang-orang yang bukan kerabat tidak memiliki hak silaturahmi, ayat ini memperlihatkan kepada kita tentang tingkatan silaturahmi.
Silaturahmi menurut konsep Al-Qur’an merupakan sunnah ciptaan. Artinya Allah sendiri yang memutuskan agar manusia bersilaturahmi antar sesamanya. Ini adalah perintah Sang Maha Pencipta. Menolak perintah-Nya sama dengan kehancuran diri. Al-Qur’an menyebut orang yang menolak perintah ini dengan istilah ‘memutuskan apa yang diperintahkan untuk disambungkan’.
Allah berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.“ (QS. An-Nisa: 36)
Ayat di atas menunjukkan pada kita bahwa kerabat-kerabat kita punya hak atas diri kita. Demikian halnya dengan kaum fakir miskin dan orang-orang yang berada dalam perjalanan (musafir). Hak mereka adalah kewajiban kita. Hak inilah yang menjadi salah satu substansi dari silaturahmi.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com