ChanelMuslim.com – Mata tengah. “Mata keridhoan gelap tidak melihat cacat sebagaimana mata kebencian hanya melihat yang buruk saja.”
Diskusi sama istri. Terus beliau bilang, “Say, aku juga ada kalimat senada nih. Mata cinta menutup segala keburukan sebagaimana mata benci yang menutup segala kebaikan,” sampainya.
Iya juga ya. Kita biasanya gitu tuh? Kalau sudah cinta maka semua hal yang dilakukan baik walau ada yang manfaatin, morotin, modusin, dan lain-lain. Nggak kelihatan tuh. Bahasa anak sekarang mah BuCin (Budak Cinta).
Dan biasanya jadi ujian tersendiri. Hehe. Pas sudah dikecewain maka bencinya setengah mati. Semua kebaikan pasangannya seketika hilang semua kayak nggak ada baiknya sama sekali. Kalau ini mungkin namanya BuNci kali yah. Budak Benci.
Baca juga: ASA
Yang BuCin jadi ujian. Yang BuNci jadi menghilangkan keberkahan. Dan keduanya membuat susah adil.
“Makanya jangan terlalu pakai mata cinta atau benci ya Say sama aku. Mata tengah saja, proporsional.”
Kadang kita sendiri sih yang mengizinkan hati kita sakit dengan terlalu BaPer (Bawa Perasaan). Semua terlalu dimasukan. Semua pujian, semua perhatian, semua pemberian, dan lain sebagainya terlalu dimasukan hati.
Cinta sama orang. Sewajarnya.
Benci sama orang. Pun sewajarnya.
Kumaha bisa sewajarnya? Itukan lagi emosional.
Ketika melihat kebaikan seseorang lihat dan pujilah Rabbnya. Ketika melihat keburukan seseorang maka lihatlah diri sendiri dan minta maaflah kepada Rabbmu.
Eh, langsung dia cerita ada ustadzahnya yang sangat dia kagumi.
“Say, kasihan beliaunya dan kamunya nanti kalau terlalu kagum atau cinta gitu. Kasihan kalau beliau kepleset dengan pujianmu, dan kasihan hatimu kalau kecewa,” terang saya.
“Jadi kita baiknya nggak usah muji saja ya Say?” tanyanya.
Nggak gitu juga. Pujian itu dibutuhkan lho sebagai penguat. Tapi pujilah Rabbnya yang menghebatkannya dan sampaikan langsung ke orangnya.
Gini misal cara mujinya.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com