Oleh: Nur Ummu Faza
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” (QS. Ar-Rum : 30)
ChanelMuslim.com-Islam agama fitrah yang mengajarkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan. Islam memerintahkan pemeluknya beribadah sekaligus menganjurkan rihlah atau refreshing. Islam menuntun pemeluknya tidak hanya menggapai sukses di dunia namun juga sukses di akhirat. Islam pun menganjurkan pemeluknya untuk bekerja juga beristirahat. Salah satu bentuk beristirahat adalah dengan berlibur.
Berlibur pada dasarnya mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan rehat atau menggunakan waktu dengan istirahat, terbebas dari rutinitas keseharian.
Aspek keseimbangan yang mesti diperhatikan, dalam berlibur tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga harus bernilai ibadah dan bermanfaat. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap waktu luang seorang muslim yang mengambil Alquran dan As-Sunnah sebagai pedoman.
Siapapun akan senang berlibur dan rehat sejenak dari rutinitas. Mengadakan perjalanan bersama keluarga, atau sekadar bersilaturrahim dengan keluarga di kota lain.
Lalu, bagaimanakah Islam memandang kegiatan semacam ini? Allah SWT berfirman :
“Katakanlah: “Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” (QS. An-Naml : 96)
Hmm.. Mengambil hikmah dan ibroh/pelajaran, itu yang Allah inginkan dari setiap perjalanan/traveling yang kita lakukan.
Alih-alih melupakan shalat, lalai dzikrullah bahkan terjerumus dalam maksiat, traveling seorang Muslim membuatnya semakin dekat dan takut pada Allah karena hatinya tunduk tergugah menyaksikan ayat-ayat kauniyah-Nya yang terhampar di muka bumi.
Dalam buku Ushulud Dakwah halaman 117, Dr. Abdul Muhaimin Abdus Salam menuliskan,
“Pada dasarnya, tabiat manusia sebagaimana yang Allah SWT ciptakan, tidak menyukai beban yang memberatkan, bosan dengan pekerjaan yang melelahkan, lelah jika semua kesempatan tersita untuk bekerja, terlebih lagi pekerjaan yang membebani jiwa, seperti amal ibadah.”
Beliau melanjutkan, “Terkadang rasa bosan dan lelah menyergap ke relung jiwa, sehingga menyebabkan kondisi ruhani melemah dan mengalami kegagalan. Manusia membutuhkan suasana yang bisa merehatkan jiwanya, otaknya, dan fisiknya.”
Namun, kini liburan telah usai. Segudang aktivitas kembali menanti di hadapan. Sebagai seorang Muslim, layaknya kita bersuka cita menyambut liburan, dan bersuka cita pula saat kembali melaksanakan rutinitas untuk menuai sebanyak-banyak pahala sebagai bekal amal sholih.
Liburan telah memberi kita dan buah hati waktu untuk bersantai serta memanjakan diri berkumpul dengan keluarga dan kerabat. Liburan yang bernilai ibadah dan sarat hikmah telah mengisi jiwa kita dengan energi dan semangat baru, ibarat baterai yang baru terisi penuh. Maka, tak ada dalam kamus seorang Muslim ia menjadi malas beraktivitas pasca liburan.
Mari Sahabat, kita tanamkan kepada diri, pasangan dan anak-anak kita untuk semangat beraktivitas yang bernilai amal sholih, baik bekerja, menghafal Alquran dan belajar kembali.
Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda…. “Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)
Anak-anakku, berlibur hanyalah sebuah jeda. Ibarat musafir tengah melakukan safar, lalu ia turun minum sejenak, kemudian melanjutkan perjalanan. Demikian pula hakikat liburan kita. Perjalanan kita masih panjang hingga di titik pemberhentian yang Allah takdirkan. Dengan memperbaharui keikhlasan, insya Allah semua akan terasa lebih ringan dan pastinya bernilai ibadah.
Semangat menyambut hari baru, anak-anakku… Semoga Allah selalu menjaga kita dalam kebaikan.
#MakhrojaJatiasih, 16072018
[ind]