Generasi muda generasi bangsa
Anak masa kini, kids zaman now tai
Kelakuan aneh, tengil dan nyebelin
Generasi kita kebanyakan micinTiap hari kita disajikan berita
Tentang kelakuan anak zaman sekarang
Yang memperhatinkan pubernya pada kecepetan
Sekolah masih sd bikin video instagram
Lagi nembak cewe pake bunga biar tampan
Bikin miris orangtua yang kerjanyanya nyariin uangAnak sma narkoba, ngebut dijalan dan sok jadi jagoan
Open booking di facebook murahan
Pengen smartphone dibelain jual ginjal
Biar bisa update status pake iphone lamaCewek cewek abg makeup berlebihan
Foto foto pake tanktop, abg jadi selegram ow owGenerasi muda generasi bangsa
Anak masa kini, kids zaman now tai
Kelakuan aneh, tengil dan nyebelin
Generasi kita kebanyakan micinDasar dede gemes dan cabe cabean
Enam belas tahun udah jago pacaran
Nongrongnya di kafe, bajunya transparan
Jadi makanan empuk om om hidung belangBelajar yang pinter rajin beribadah
Biar gede nanti gak jadi sampah
Peran pemuda mati yang tua korupsi
Sungguh menyedihkan nasib bangsa ini
ChanelMuslim.com – Akhir akhir ini kata 'Micin' viral di sosial media. Mulai dari rapper hingga youtuber membuat lagu mengenai generasi micin. Salah satu yang viral adalah lirik lagu yang diciptakan oleh Hernanda Yona dengan judul 'Generasi Micin'. Judulnya dan lirik lagu yang pas membuat lagu ini disukai oleh banyak orang. Sehingga ingin mendengarkan lagu tersebut. Namun, bukan hal itu yang kita bahas tetapi apakah benar micin penyebab kebodohan.
Gegara micinlah muncul dua tipe manusia Indonesia ketika makan, pertama yang suka MSG (Monosodium glutamate) dan kedua lebih baik menahan lapar daripada memasukkan makanan ber-MSG ke dalam tubuhnya. Biasanya orang yang menghindari MSG percaya bahwa penyedap rasa ini adalah racun berbahaya. Bukan hanya bisa bikin bodoh, MSG juga disinyalir memicu kemandulan, obesitas, diabetes, sampai kanker. Waduh, serem ya?
Tapi kalau memang MSG berbahaya, kenapa peredarannya tetap diizinkan oleh badan makanan dan obat-obatan di Indonesia dan dunia? Kalau MSG memang bikin bodoh, kenapa orang Jepang yang terkenal cerdas gemar memasukkan MSG ke dalam makanan mereka sehari-hari?
Glutamat adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh karena perannya dalam membentuk protein. Selain membantu pengiriman sinyal-sinyal dalam otak, glutamat juga membantu fokus, ingatan, serta konsentrasi.
Selain itu, glutamat juga sebenarnya ada penyedap rasa alami. Bahan makanan yang mengandung glutamat akan menyedapkan rasa bahan makanan lain yang dimasak secara bersamaan. Makanan berglutamat ini misalnya saja tomat, jamur, keju, daging dan kecap. Selain itu, glutamat juga diproduksi oleh tubuh kita sendiri, misalnya saja di dalam ASI.
Beda MSG dan Glutamat
MSG adalah garam sodium dari asam glutamat. Kita tahu bahwa kristal putih MSG dijual sachet, dibuat dari pabrik dan tidak alami seperti glutamat dalam tomat atau jamur. Tapi jangan curiga dulu — nggak semua hal yang buatan pabrik itu buruk. Lagipula, tubuh kita sebenarnya tak bisa membedakan yang mana yang glutamat alami dan yang mana yang MSG. Efeknya terhadap tubuh kita sama, begitu pula proses tubuh dalam mencernanya.
Mengenai MSG, ia diproduksi dari tetes tebu atau tepung tapioka, bukan limbah beracun yang berbahaya. Produksinya sendiri dijalankan melalui fermentasi mikroba. Fermentasi dengan mikroba adalah metode yang umum digunakan untuk mengolah makanan seperti tempe, keju, dan tape. Dari segi produksi dan bahan baku, MSG itu tidak berbahaya. Batas aman konsumsi MSG menurut WHO adalah maksimal 6 gram per hari. Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88, penggunaan MSG dibatasi secukupnya, tidak boleh berlebihan. Sayangnya, tidak dijelaskan secara detail berapa gram/hari yang dianjurkan.
Penelitian Micin
Berdasarkan penelitian, konsumsi MSG orang Indonesia rata-rata hanya 0,65 gram per hari. Jadi sebenarnya tidak terlalu khawatir mengenai larangan micin terlalu banyak. Lalu mengapa ada anggapan mengonsumsi micin menjadikan bodoh. Mungkin ini karena beberapa penelitian yang keabsahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Contohnya, ada penelitian di tahun 2002 di mana tikus-tikus percobaannya menjadi buta setelah disuntik MSG. Usut punya usut, dosis MSG yang disuntikkan ke tikus-tikus ini sangat tinggi, yaitu 20 gram/100 gram makanan tikus. Ada juga penelitian tahun 1969 yang mengklaim bahwa MSG merusak jaringan otak. Lagi-lagi, MSG yang disuntikkan ke tikus-tikus percobaan oleh para peneliti sangat banyak: 4 gram/kg berat badan.
Sebagai perbandingan, jika batas aman konsumsi MSG untuk manusia adalah 6 gram, dan jika itu didasarkan pada asumsi bahwa manusia tersebut memiliki berat badan 50 kilogram, maka batas aman MSG per kg berat badannya adalah 0, 12 gram/kg. Kalau tikus-tikus itu dapet 4 gram/kg berat badan, ya wajar aja aktivitas otak mereka jadi abnormal.
Di tahun 2013, Liputan6 melansir berita bahwa rumah sakit akan menggantikan garam dalam makanan mereka dengan monosodium glutamat. Alasannya, MSG mengandung lebih sedikit natrium dibandingkan garam dapur biasa, menjadikannya penyedap rasa yang lebih aman untuk pasien pengidap hipertensi atau yang harus menghindari garam dalam dietnya.
Prof. Ir Ahmad Sulaeman juga menyanggah penelitian micin tersebut. Menurutnya apa yang kita makan pastinya mengandung micin dan itu ada di air susu ibu
"Kalau enggak boleh makan micin atau glutamat, berarti seorang bayi tidak boleh minum ASI, dong? Itu sama saja melanggar hak asasi manusia," kata Ahmad dilansir liputan 6.
Seorang koki atau pemilik rumah makan boleh saja mengklaim tidak menggunakan micin di dalam masakan yang dia racik. Akan tetapi saat diuji coba, positif mengandung asam glutamat yang juga ada di micin. Ya, itu karena, di tomat, jamur, daging merah, bahkan sayur yang belum dimasak pun ada kandungan itu.
"Glutamat itu asam amino non-esensial yang ada pada protein. Jadi, kenapa harus dibenci? Wong kita enggak pakai pun akan dapat glutamat itu," kata Ahmad menambahkan.
Dalam sebuah wawancara, ahli gizi dari University of Sydney, Leona Victoria Djajadi, mengungkap hal yang sama. Ia mengatakan jika mengkonsumsi micin tak akan membuat seseorang menjadi bodoh. Bahkan, jika dikonsumsi secara wajar, micin justru bisa memberi manfaat bagi kesehatan. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan makan bisa menimbulkan masalah.
Keyakinan yang beredar di masyarakat bahwa MSG dapat menyebabkan sakit kepala dan perasaan tidak nyaman lainnya, namun double-blind tests tidak menunjukkan bukti untuk mendukung hal tersebut (Obayashi, Y; Nagamura, Y (17 May 2016). "Does monosodium glutamate really cause headache? : a systematic review of human studies". The Journal of Headache and Pain. 17: 54.)
Sebenarnya tak hanya micin, apapun yang berlebihan akan tidak baik.Untuk itu, biasakan mengonsumsi apapun secara wajar dan tidak berlebihan. Sehingga bisa dikatakan mengonsumsi micin menjadikan bodoh itu tidaklah benar. Pintar dan bodoh itu karena satu, apakah orang tersebut mau belajar terhadap sesuatu hal atau tidak. (Ilham)