الله اللَّه اقال، ال ل اللَّهِ لَّى اللَّهُ لَيْهِ لَّمَ :
لَيْكُمْ اءٌ لَ لَيْهِمْ ل لَى لْمِهمْ لَيْسُ لَسْتُ لَسْتُ لَسْتُ لَيْسَ ل لَيَّ لَمْ ل ل لَمْ لَمْ لَى لْمِهِمْ
Dari Abdullah bin Umar semoga Allah meridhai keduanya berkata, Rasulullah ﷺ tidur;
“Akan ada setelahku meninggal para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan atau (menyetujui) berhubungan dengan mereka dan mendukung kedholiman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku (di hari datang).
Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan mereka, dan (juga) tidak mendukung kedholimanya maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku akan mendatangi telagaku (di hari hari).”
(HR. Ahmad dan An-Nasa’i, Ibnu Hibban, Al Hakim dan dishahihkan oleh Al Allamah Muhadist Muhammad Nashiruddin al-Albani Rahimahullah)
Baca juga: Sepotong Hikmah dari Seekor Kucing
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist sebagai ancaman pada pemimpin zalim:
1- Kemaslahatan umat merupakan tanggung jawab terbesar seorang pemimpin. Kemakmuran atau kesengsaraan suatu masyarakat sangat tergantung pada peran yang ia (pemimpin) mainkan.
2- Ketika seorang pemimpin berlaku jujur dan adil sesuai dengan petunjuk syariat Islam maka masyarakat pun akan sejahtera. Sebaliknya, ketika pemimpin tersebut berlaku zalim dan tidak jujur (dusta) dalam menjalankan amanahnya maka rakyat akan terbuka pada kesengsaraan.
3- Oleh karena itu, pada hari kelak, pemimpin yang adil dan jujurakan mengenal berbagai macam keutamaan oleh Allah ta’ala. Sementara pemimpin dzolim dan tidak jujur (pendusta) dalam menjalankan amanahnya akan diancam dengan berbagai macam ancaman.
4- Pemimpin tersebut tetap pada prinsipnya yang mendzolimi dan mendustai rakyatnya, maka Rasulullah mengingatkannya untuk menciptakan pemimpin tersebut serta jangan sampai mendekatinya, apalagi tindakan zalim dan dusta yang ia lakukan.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com