ChanelMuslim.com – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Heri Koswara meninjau tiang-tiang untuk proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di daerah Cimahi, Rabu (14/4/2021).
Pembangunan tiang-tiang untuk penyangga rel tersebut ternyata banyak dikeluhkan oleh warga sekitar akibat rusaknya akses jalan di sekitar proyek.
Baca Juga: Tiga Tantangan yang Dihadapi Provinsi Jawa Barat Menurut Heri Koswara
Heri Koswara Temukan Dampak Lingkungan pada Proyek Kereta Cepat Indonesia-China
“Saat kunjungan kerja ke beberapa proyek KCIC, khususnya di Cimahi ini, kami menemukan dampak lingkungan yang dirasakan masyarakat, seperti rusaknya jalan yang disebabkan akses mobil keluar masuk proyek,” ujar Heri kepada ChanelMuslim.com.
Kerusakan jalan itu, diakui warga, kurang mendapat perhatian dari penanggung jawab proyek sehingga masyarakat merasa dirugikan.
“Mudah-mudahan Komisi IV dapat memanggil pihak terkait sehingga proyek Kereta Cepat Indonesia China ini tetap berjalan dan masyarakat tidak dirugikan,” tambah Heri yang akrab disapa Bang HK itu.
Baca Juga: Pembangunan Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan Dimulai: Groundbreaking 21 Januari
Proyek KCIC dengan Panjang 142,3 km
Dilansir dari web kcic.co.id, Kereta Cepat Indonesia China dikenal dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan menggunakan generasi terbaru CR400AF.
Memiliki panjang trase 142,3 km yang terbentang dari Jakarta hingga Bandung, Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki empat stasiun pemberhentian Halim, Karawang, Walini,
Tegalluar dengan satu depo yang berlokasi di Tegalluar.
Setiap stasiun akan terintegrasi dengan moda transportasi massal di setiap wilayah.
Pembangunannya dilakukan secara masif untuk mengejar target operasional tahun 2021 mendatang.
Dari total panjang trase kereta cepat, lebih dari 80 km di antaranya memiliki struktur elevated sedangkan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade.
Beberapa fasilitas sementara seperti Batching Plant dan Casting Yard dibangun di beberapa titik kritis untuk mendukung percepatan proses pembangunan.
Baca Juga: Luncurkan Mobil Pelayanan, Heri Koswara Tegaskan Amal Jamaah
Proyek Kereta Cepat Senilai US$ 6.071 milliar
Dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp14.636,30, nilai investasi dari proyek kereta cepat itu pada saat ini mencapai Rp88,86 triliun.
Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya pada 25 Maret 2021 lalu mengatakan bahwa terlambatnya realisasi proyek tersebut akibat pandemi COVID-19.
Sebagaimana diketahui, proyek ini awalnya ditargetkan rampung pada 2019 lalu, tetapi terus mengalami beberapa kali revisi.
“Kondisi pandemi ini pun tentu berdampak pada lini waktu (timeline) proses pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan proyek proyek infrastruktur lainnya yang sedang berjalan,” kata Mirza, dilansir detikcom (25/3).
Akan tetapi, yang terbaru KCIC mengubah lagi tenggat waktu penyelesaian proyek ini menjadi tahun 2022.
“Target penyelesaian di tahun 2022,” tambahnya.
Baca Juga: Dengan Rp1 miliar, PKS Kota Bekasi Kalahkan PPP, Golkar, dan PDIP
Kejar Target Selesai pada 2022
Saat dimintai keterangan soal progres pengerjaan proyek ini, Mirza enggan merinci. Ia hanya menjelaskan pihak KCIC mengebut penyelesaian proyek tersebut agar tak molor.
“PT KCIC terus melakukan akselerasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk mengejar target penyelesaian di tahun 2022.
Berbagai program pembangunan dilakukan, termasuk pengerjaan sarana dan prasarana lain untuk menunjang operasional KCJB,” ujarnya.
Selain mengebut proyek, KCIC juga memperrcepat hal-hal teknis lainnya seperti High Speed Railway Contractor Consortium, KCIC, beserta pemanufaktur sarana dan prasarana terkait.
“Dengan didampingi oleh KAI, kami sedang merumuskan check list untuk semua sub-sistem yang dibutuhkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung,
baik itu terkait unit EMU, railway system maupun operasional,” kata Mirza.
Guna mempersiapkan operasional KCJB, saat ini sedang dilakukan workshop pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk bagian Operation & Maintenance dari setiap subsistem.[ind]