ChanelMuslim.com – Pemerintah menjalankan strategi baru untuk menangani pandemi Covid-19, yaitu menunjuk dr. Reisa Broto Asmoro sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 mulai 8 Juni 2020. Langkah ini dianggap sebagai strategi bermain cantik ala pemerintah di saat angka kasus Covid kian melonjak.
Salah satu komentar miring terhadap fenomena gagal fokus jubir Covid-19 yang mantan Putri Indonesia 2010 itu datang dari rekan sejawat yaitu dr. Tifauzia Tyassuma. Ia menulis bahwa perempuan hanya dipakai sebagai permen pengalih perhatian supaya rakyat sibuk dengan Reisa ketimbang angka Covid yang semakin tinggi.
“Makna yang paling hakiki kenapa Reisa dipajang adalah pemahaman bahwa rakyat Indonesia bodoh, diperbodoh, atau suka membodohi dirinya sendiri. Ujiannya ada di sikap rakyat melihat Reisa tiap sore jadi cari link-link berita tentang Reisa. Dan twitter, IG, FB sibuk dengan Reisa. Lupa berita Corona,” tulis dr. Tifa dalam akun Facebook-nya, Senin (8/6).
Kemunculan Reisa yang kini digadang-gadang dengan sebutan Reisa Effect itu mempengaruhi dunia maya. Analis media sosial Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan bahwa Reisa mampu mendongkrak kepercayaan publik terhadap pemerintah atas penanganan Covid-19. Senada dengan dr. Tifa, Ismail menduga, pemerintah merekrut dr. Reisa untuk menaikkan kepercayaan publik yang selama ini rendah pada isu-isu terkini termasuk soal Covid-19.
“Percakapan tentang ‘new normal’ dan Reisa ini memang menampilkan dua respon yang bertolak belakang. Yang satu ‘tidak percaya’ dan satunya lagi ‘percaya’,” jelas Ismail.
Terbuktikah Reisa Effect ini? Sementara di lapangan kasus masih naik, angin new normal sangat kencang dan masyarakat sudah mulai tidak disiplin.
“Reisa Effect ini akan diuji, khususnya agar masyarakat mau waspada dan nurut untuk menjalankan protokol kesehatan, agar aman dalam new normal,” kata Ismail.
Reisa yang pernah menjadi wakil Indonesia dalam ajang Miss International 2011 itu kini pantas disebut sebagai Miss Covid. Penampilannya mendampingi Ahmad Yurianto setiap sore saat melaporkan perkembangan Covid seakan menyihir masyarakat akan substansi pandemi yang sebenarnya.
Kini, Indonesia berada dalam posisi ke-31 dunia dengan kasus positif Covid 36.405 (Worldometer, Jumat 12/6). Dengan catatan, terdapat 1.111 kasus positif baru per hari.
Dengan Reisa Effect, masyarakat seolah diajak untuk tak usah pedulikan angka-angka kasus positif yang terus berlipat, sementara kampanye new normal semakin terlihat. Masyarakat terus bergeliat tak menghiraukan dokter dan tenaga kesehatan yang sekarat. Mari kita lihat, ke mana arah permainan cantik Miss Covid yang sedang menari di panggung aparat. [ind]