ChanelMuslim.com – Yang Mulia itu Yang Paling Takwa
Jangan merasa tinggi karena tinggi manusia ada batasnya. Jangan merasa mulia karena mulia manusia ada celanya. Jangan merasa agung karena Yang Agung hanya Allah.
Manusia itu diciptakan dari tanah. Sebuah bahan yang selalu berada di bawah kaki manusia. Begitu rendah.
Manusia itu juga tercipta dari air yang hina. Yang berasal dari tulang sulbi manusia. Dalam prosesnya yang panjang dalam rahim wanita, terbentuklah manusia.
Baca Juga: Kisah Seorang Pemuda yang Bertakwa Setelah Melihat Papan Penunjuk Jalan (1)
Yang Mulia itu Yang Paling Takwa
Ia lahir telanjang. Tanpa membawa sehelai benang pun. Apalagi baju, selendang, dan lainnya. Dan yang pertama kali dilakukannya adalah menangis.
Itulah kita, manusia. Kemudian, Allah muliakan manusia dengan akal, ilmu, dan iman Islam. Manusia pun menjadi khalifah di muka bumi.
Namun dalam perjalanannya, manusia merasa dirinya lebih mulia dari sesama manusia lainnya. Hanya karena unsur duniawi yang melekat pada dirinya: harta, kekuasaan, dan lainnya.
Bahkan kadang, ia merasa lebih pintar dari Allah subhanahu wata’ala. Apa yang Allah turunkan baru dianggapnya pantas diterapkan setelah ia menganggapnya pantas.
Dalam sisi yang lain, merasa lebih mulia, lebih tinggi dari yang lain menjadikan manusia merendahkan yang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang begitu berat menyapa yang lain. Seolah, orang itulah yang lebih pantas menyapa lebih dulu, baru kemudian ia membalas.
Kalau orang itu terlihat berstatus di bawahnya: pelayan, orang dengan profesi rendahan; sosok manusianya seolah terabaikan. Sekali lagi, ia merasa bahwa orang-orang itulah yang lebih pantas menyapanya lebih dahulu.
Inilah penyakit hati yang lumayan berbahaya. Penyakit ini menjadikan pengidapnya tidak mungkin memasuki surga Allah subhanahu wata’ala.
Sombong itu terarah pada dua objek. Terhadap sesama manusia. Dan juga terhadap Allah subhanahu wata’ala.
Ini pula dosa pertama di alam raya ini. Dosa itu dilakukan oleh Iblis, sosok yang sebelumnya Allah muliakan dengan kesalehannya. Tapi menjadi hina saat kesombongannya terungkap.
“Aku lebih baik dari dia. Kau ciptakan aku dari api, dan Kau ciptakan dia dari tanah.”
Iblis mengidap sifat sombong yang akut. Kesombongan itu membuatnya tidak mampu berpikir jernih. Bagaimana mungkin mulia dan hinanya sesuatu diukur dari zat bawaannya. Bukankah semua bahan-bahan itu ciptaan Allah.
Semoga Allah melindungi kita dari sifat buruk itu. Menjauhkan kita dari sifat sombong yang mendangkalkan nalar.
Kikislah rasa tinggi hati. Buang jauh-jauh perasaan lebih mulia hanya karena materi yang menempelnya.
Perbanyaklah sujud kepada Allah. Letakkan kepala yang dianggap selalu tinggi ini pada benda yang paling rendah di muka bumi: tanah.
Sapalah mereka. Ucapkan salam kepada yang kita kenal atau tidak. Jangan pernah merasa lebih mulia. Karena yang paling mulia itu adalah mereka yang paling takwa. [Mh]