SHALAT jamaah di masjid punya nilai yang utama. Ada nilai sunnah, nilai persatuan, dan nilai kebersamaan.
Seorang anak antusias mengikuti ayahnya shalat berjamaah di masjid. Kata ayah, pahalanya jauh lebih besar daripada shalat sendiri.
“Kenapa pahalanya lebih besar, Yah!” tanya sang anak untuk memastikan.
“Apa tadi di masjid kamu lupa rakaat?” tanya sang ayah. Sang anak menggeleng.
“Apa tadi di masjid kamu shalat malas-malasan?” tanya sang ayah lagi. Sang anak menggeleng lagi.
“Apa tadi di masjid kamu berpakaian asal saja?” tanya sang ayah yang ketiga kalinya. Sang anak juga menggeleng.
“Nah, itu hanya salah satu dari hikmah shalat berjamaah di masjid,” ungkap sang ayah.
“Aku punya hikmah lain lagi, Yah!” sergah sang anak.
“Oh ya. Apa coba?” lanjut sang ayah.
“Kalau shalat di masjid, kita kan bisa mampir ke warung buat beli es krim, beli roti, dan olah raga,” ucap sang anak sambil tersenyum.
“Nah, menurutmu, lebih enak mana: shalat di rumah atau shalat berjamaah di masjid?” tanya sang ayah untuk memastikan.
“Ya tentu di masjid lah, Yah! Banyak manfaatnya,” pungkas sang anak.
**
Selalu ada hikmah dari semua yang Allah dan Rasulullah perintahkan. Termasuk shalat berjamaah di masjid.
Di situlah kita bukan sekadar menunaikan kewajiban sebagai hamba kepada Allah. Tapi juga, kewajiban kepada tetangga dan kewajiban kepada umat.
Allah subhanahu wata’ala memuji generasi sahabat Rasulullah sebagai Khairu Ummah bukan sekadar prestasi ibadah mereka. Melainkan juga, karena prestasi mereka menunaikan kewajiban kepada umat: amar ma’ruf dan nahi mungkar.
Bagaimana mungkin kita bisa membantu tetangga kalau kita jarang bertemu mereka. Dan pertemuan ‘agung’ dengan tetangga ada dalam shalat berjamaah di masjid. [Mh]