ANAK yatim memiliki posisi khusus di sisi Allah dan Rasul-Nya. Sayangi anak yatim.
Dalam Kitab Mukasyafatul Qulub, Imam Ghazali mengisahkan tentang matinya orang jahat yang diampuni Allah subhanahu wata’ala.
Di Basyrah, ada seorang pria yang dikenal begitu jahat. Tak ada hari tanpa mabuk-mabukan.
Ketika ia meninggal dunia, tak ada orang yang mau mengurus jenazahnya, termasuk menshalatinya. Istrinya sampai membayar dua orang untuk memikul jenazahnya ke tempat pemakaman.
Namun, tak jauh dari lokasi pemakaman, tiba-tiba ada orang soleh yang tergopoh-gopoh turun dari bukit untuk menshalatinya. Kabar orang soleh yang mereka kenal akan menshalati jenazah itu menjadikan banyak orang ikut menshalatkan.
Selesai shalat, orang-orang menanyakan ke orang soleh tentang apa gerangan yang menggerakkannya untuk turun bukit menshalatkan jenazah orang yang jahat itu.
Orang soleh itu menjelaskan, “Dalam mimpi, aku mendengar suara mengatakan: segeralah turun bukit untuk menshalati si fulan karena tak seorang pun yang mau menyalatkan. Padahal, ia telah diampuni Allah subhanahu wata’ala.”
Penjelasan orang soleh ini justru memunculkan tanda tanya besar dari orang banyak tentang amalan apa yang membuat si orang jahat memiliki kemuliaan di sisi Allah.
Ketika ditanyakan ke istrinya, ia menjelaskan kalau suaminya memang sering bermabuk-mabukan dan perbuatan jahat lain seperti yang diketahui banyak orang.
“Adakah amalan khusus yang biasa dilakukan suami Anda?” tanya orang soleh disaksikan oleh orang banyak.
Akhirnya sang istri menjelaskan, memang ada tiga amal baik yang biasa dilakukan suaminya. Pertama, kalau ia tersadar dari mabuknya di saat Subuh, ia segera mengganti pakaian dan berangkat ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah.
“Kedua, rumah kami tak pernah sepi dari satu atau dua anak yatim. Suami saya sangat menyayangi anak yatim melebihi sayangnya pada anak-anak kami sendiri,” ungkapnya.
Ketiga, ia pernah menyesal dalam kesendiriannya: Ya Allah, neraka macam apa yang akan Engkau jadikan sebagai tempat tinggalku nanti.
**
Tak ada orang yang luput dari salah dan dosa. Selalu ada dosa. Dan, mungkin sudah sangat banyak menumpuk.
Namun, jangan sepelekan hal baik yang bisa kita banggakan di hadapan Allah. Karena hal itulah yang bisa menghapuskan dosa-dosa kita.
Terlebih lagi amalan khusus terhadap anak yatim. Karena anak yatim memiliki posisi khusus di sisi Allah dan Rasul-Nya. [Mh]





