ChanelMuslim.com- Seorang pemuda tampak berdiri mematung di tepian jalan. Di kanan kirinya tampak tas besar. Sepertinya ia baru pulang dari kampung dan akan balik ke kota.
Begitu lama ia menunggu, tak satu pun bus antar kota yang berhenti. Pasalnya, semua bus sarat dengan penumpang. Dan mereka tidak menghendaki ada penumpang yang berdiri.
Entah sudah berapa bus yang ia berhentikan, tapi tetap saja, bus-bus itu tetap melaju. Seolah-olah, tak ada sesuatu di tepian jalan.
Tiba-tiba, ada sebuah mobil mewah berhenti di dekatnya. Sang pemuda tampak canggung. Rasanya, ia tidak memberikan isyarat apa pun ke mobil itu.
“Mau ke kota, Bung? Ayo naik!” ucap sang sopir begitu akrab.
Tanpa basa-basi, sang pemuda pun naik. Awalnya, ia merasa aneh karena ada orang sebaik ini. Tapi setelah melihat bahwa sang sopir hanya sendirian, ia pun menikmati keakraban sang sopir.
Banyak pembicaraan di sepanjang jalan yang memakan waktu berjam-jam itu. Tentang ayah ibu sang pemuda yang sakit di kampung, tentang dirinya yang di-PHK, tentang rumah kontrakan yang belum dibayar hingga dua bulan.
Satu hal yang terus menggelayut di pikiran sang pemuda, kira-kira ia akan dimintai ongkos berapa sang sang pemilik mobil itu. Sudah menumpang dengan mobil mewah, disopiri pula oleh sang pemilik. Waduh, harus bayar berapa.
Ketika tiba di kota, sang sopir tiba-tiba menghentikan mobilnya di sebuah tempat. “Ah, saya sudah sampai,” ucapnya. Dan, ia pun turun dari mobil.
Pemandangan itu sungguh membingungkan sang pemuda. Bukankah, ia yang menumpang. Kenapa si sopir duluan yang pamit.
“Bung bisa bawa mobil?” tanya si sopir yang sudah menurunkan barang-barangnya ke halaman sebuah rumah mewah. Si pemuda itu pun mengangguk.
“Ini surat-suratnya. Mobil ini sekarang milik Bung. Silahkan dipakai,” lanjutnya sambil masuk ke dalam halaman rumah.
Saat itulah sang pemuda terperanjat. Ia seperti mimpi menyaksikan itu. Ia pun tetap mematung di dalam mobil seperti tak percaya kalau hal itu bukan mimpi.
Setelah berada di posisi sopir, sang pemuda tiba-tiba bingung. Bahkan lebih bingung dari persoalan akan membayar ongkos berapa ke pemilik mobil.
Seribu satu pikiran berkecamuk. Mobil ini nantinya mau diparkir di mana. Kontrakannya masuk gang kecil dan tidak bisa masuk mobil.
Kalau mobilnya dijual saja, uangnya untuk apa. Apa bapak ibunya yang sakit di kampung akan percaya kalau ada orang yang memberikannya mobil mewah. Atau jangan-jangan mobil ini barang curian. Dan lainnya.
Hampir-hampir saja, sang pemuda hanya terduduk di bangku kemudi tanpa menyalakan mesin mobil. Ia bingung dan begitu pusing. Lebih bingung dan pusing dari sekadar memikirkan ongkosnya berapa.
Baca Juga: Rahasia di Balik Amalan Doa Rezeki yang Diajarkan Rasulullah
Nilai Berkah Rezeki
Tidak semua rezeki besar dan mendadak bisa membuat hati tenang. Meskipun awalnya didominasi rasa bahagia, selanjutnya belum tentu tetap bahagia.
Begitulah kehidupan dunia. Setiap variabel penambahannya selalu menjadi kelipatan dari masalah yang mengelilinya. Semakin banyak diperoleh, semakin berlipat pula masalahnya.
Anehnya, tak seorang pun yang menolak penambahan itu. Meskipun hal itu jauh melebihi batas wajar keperluannya. Yang melebihi batas wajar selalu berujung pada penyakit dan siksaan batin.
Bersyukurlah dengan apa pun yang telah Allah berikan. Nilai rezeki itu bukan pada jumlahnya. Melainkan pada berkahnya. [Mh]