KESEIMBANGAN itu fitrah, alamiah. Itulah yang terjadi di alam, termasuk kita.
Perjalanan hidup itu tidak datar. Ada kalanya naik, ada kalanya turun. Bahkan, kadang ada benturan.
Naik, turun, dan benturan yang dialami itu akan memunculkan ketidakseimbangan.
Ibarat mobil yang melaju di jalan bebatuan, akan ada guncangan. Dan guncangan bisa memunculkan ketidakstabilan posisi.
Menariknya, guncangan dan pergeseran posisi itu justru sebagai hal normal yang biasa dialami.
Itulah cara mobil dan tubuh kita melakukan keseimbangan. Guncangan ke kanan akan membuat tubuh bergerak ke arah kiri dan begitu sebaliknya.
Jika jalan bebatuan itu dilalui sebagai jalan hidup yang nyata, maka wajar-wajar saja jika ada guncangan. Tentu sesaat, hingga jalan datar kembali.
Itulah yang akan kita alami jika sesuatu berlalu tidak normal seperti biasanya. Ada yang hilang atau berkurang dari yang biasa kita dapat.
Ada juga benturan hidup yang terjadi di luar perkiraan. Seperti, kematian anggota keluarga, musibah atau bencana, dan lainnya.
Cara tubuh dan jiwa mencari keseimbangan memang muncul otomatis. Misalnya dengan menangis, sedih, galau, takut, dan lainnya.
Inilah guncangan yang biasa dialami. Dan pada waktunya nanti, keseimbangan akan nomal..
Ada ungkapan bijak mengatakan, alwaqtu juz’un minal ‘ilaj. Bergulirnya waktu bagian dari solusi.
Berbeda jika waktu tak menyelesaikan masalah. Kesedihan dan kegalauan tak kunjung usai meski benturan sudah berlalu lama.
Hal ini boleh jadi karena ada jarak antara hati dengan keimanan. Hati menjadi tak terkawal. Takdir menjadi sesuatu yang terlupakan.
Reaksi yang muncul dalam ketidakseimbangan ini antara lain menyalahkan pihak lain atau cari kambing hitam. Dan kita menjadi sulit menerima kenyataan.
Bahwa, jalan hidup ini tidak selalu datar. Bahwa, ada ujian di balik arena hidup. Dan, ada pahala besar buat mereka yang sabar.
Sabar merupakan kemampuan diri untuk kembali ke posisi normal setelah mengalami guncangan.
Mintalah bantuan Allah untuk bisa selalu bersabar. Allahumma afrig ‘alaina shobro. Watsabbit aqdamana.
Ya Allah limpahkanlah kesabaran pada kami. Dan kokohkanlah pendirian kami.
Doa ini akan menjadi keberkahan buat kita. Karena kadang sabar begitu mudah diucapkan tapi sulit diamalkan.
Selain itu, doa juga menyadarkan kita bahwa ada Allah yang menjadi sandaran diri. Dan tidak ada yang berat di sisi Allah.
Keseimbangan sekali lagi akan mencari jalannya sendiri. Karena itu, pertahankanlah kedekatan pada Allah, agar jalan keseimbangan yang bergulir tetap dalam kemudahan dan bimbingan Allah. [Mh]