JODOH itu harus diikhtiarkan dengan baik. Tapi nilai agama harus lebih diutamakan.
Ada ujian menarik dari seorang guru kepada muridnya. Ujiannya bukan di kertas atau tanya jawab. Melainkan dalam sebuah ‘permainan’.
Permainannya sederhana. Seorang murid akan masuk sebuah hutan kecil. Di hutan itu, ia diminta untuk memilih kayu dari pohon yang bagus.
Tapi, ada syarat permainannya: murid hanya boleh mengambil satu kayu. Selain itu, murid hanya diperkenankan melangkah maju dan tidak boleh mundur. Artinya, jika sebuah tempat sudah dilewati, tidak boleh kembali lagi.
Ada beberapa situasi yang dialami para murid. Yaitu, seorang murid menemukan kayu yang bagus. Ia pun mengambilnya. Tapi ketika ia terus melangkah, ternyata ia menemukan kayu-kayu lain yang lebih bagus. Sayangnya, ia sudah memilih kayu di awal masuk hutan.
Situasi lainnya, ada murid yang ketika menemukan kayu bagus, ia tidak mengambil. Ia terus melangkah, dan ternyata ada yang lebih bagus. Tapi, ia yakin kalau di depan sana, mungkin ada yang lebih bagus lagi.
Setelah terus melangkah, ternyata hutan yang dilalui sudah usai. Tak ada lagi kayu yang akan ia temukan.
Sang guru menjelaskan, sebelum kalian memilih kayu yang bagus, tentukan dulu kriteria yang dicari. Jika sudah cocok, maka ambil kayu itu, dan tak perlu memikirkan kayu-kayu lain yang dianggap bagus.
Penjelasan terakhir inilah yang tak terpikirkan para murid. Banyak kayu bagus yang mereka temukan, tapi kriteria utamanya belum mereka punya. Itulah yang membuat mereka bingung menentukan kayu bagus yang harus diambil.
**
Mencari dan memilih jodoh itu seperti ujian di atas. Ada yang sudah terlanjur memilih jodoh, tapi menyesal. Hal ini karena kemudian ia menemukan sosok-sosok lain yang ternyata banyak yang bagus-bagus.
Ada lagi yang hanya sibuk mencari tanpa memilih. Akibatnya, ia tak dapat satu jodoh pun karena bingung dengan banyak pilihan.
Yang tepat adalah buat kriteria jodoh yang akan kita pilih. Dan ketika sudah ditemukan, langsung pilih dan sudahi pencarian. Untuk hal selanjutnya, tawakal saja pada Allah.
Tanpa kriteria, pencarian jodoh tak ubahnya seperti mencari kayu bagus di hutan. Sebegitu banyaknya kayu bagus, tak satu pun yang bisa ditentukan. [Mh]