‘DUNIA’ adalah apa yang menggoda manusia untuk lupa dengan akhirat. Bagaimana jika gemerlap dunia begitu dekat dari ‘jendela’ akhirat?
Kalau kita ingin pergi ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pastikan perjalanannya menuju ke Arab Saudi bagian barat. Di situlah kita akan berada di ‘ruangan’ akhirat.
Masjidil Haram berada di Kota Mekkah yang letaknya seperti garis lurus ke arah utara dengan Madinah di mana terdapat Masjid Nabawi. Keduanya berada di sebelah Barat Saudi.
Perjalanan darat dari Mekah ke Madinah atau sebaliknya juga disuguhkan dengan irama pemandangan yang sama. Yaitu, irama kekhusyukan tentang akhirat.
Kiri kanan perjalanan akan tampak gunung dan bukit gersang yang mengingatkan kita tentang hakikat dunia. Yaitu, keadaan yang keras, panas, dan tidak menarik sama sekali.
Namun, jangan pernah kepikiran atau salah jalan melalui jalur timur. Karena di sebelah itu terdapat keadaan yang sebaliknya. Yaitu, pemandangan gemerlap dunia yang begitu dahsyat.
Mulai dari Riyadh di sebelah timur Mekah dan Madinah, akan tampak pemandangan ‘dunia’ yang aduhai. Mulai dari gedung-gedung pencakar langit, hingga tempat-tempat wisata di mana aura dunia begitu menggoda.
Sampai di sini, salah seorang Imam Masjidil Haram ada yang dipenjara lantaran ceramahnya mengkritik kebijakan tentang gemerlap aura dunia ini. Sang Imam dituntut sepuluh tahun penjara.
Jika perjalanan lebih ke timur lagi hingga tiba di Uni Emirat Arab dengan Dubainya, gemerlap dunia bukan lagi sekadar gemerlap tapi sudah sangat aduhai.
Bukan sekadar gedung-gedung yang tertinggi di dunia, tapi ‘pajangan-pajangan’ aurat wanita pun begitu mudah terlihat di jalan, mal, dan lainnya. Mulai dari ras Asia hingga bule Eropa.
Padahal, 85 persen warga Dubai muslim sunni. Sisanya warga syi’ah dan warga asing dari berbagai negara. Maklum karena Dubai sebagai kawasan wisata dunia.
Kalau dengan jalur darat, jarak antara Mekah ke Dubai hanya 17 jam dengan mobil. Jaraknya seribu enam ratusan kilometer.
Dengan jarak yang relatif dekat dan cepat itu, suasana antara keduanya seperti bertolak belakang. Mekah dan Madinah melukiskan suasana akhirat, sementara yang di timur menampakkan wajah dunia yang menggoda sekaligus menipu.
Boleh dibilang, tak ada kota di dunia ini yang lebih gemerlap dari yang ada di Dubai dan sekitarnya. Kita akan serasa tidak sedang di wilayah hunian umat Islam yang jaraknya begitu dekat dengan Mekah dan Madinah.
Bisa dibilang pula, segala sajian tentang ‘dunia’ tersedia di kawasan itu. Dan kelasnya melampaui kelas-kelas yang ada di belahan dunia mana pun.
Itulah mungkin yang dimaksud ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang tanda-tanda kiamat sudah sangat dekat. Yaitu, ketika seorang penggembala membangun gedung-gedung tinggi.
Memandang kawasan ‘timur’ itu dari Mekah dan Madinah seperti melihat gemerlap ‘dunia’ dari balik jendela akhirat.
Sekali lagi pastikan bahwa perjalanan kita menuju Arab Saudi menuju ke arah bagian barat. Bukan di timurnya.
Keadaan itu pula seperti pilihan Dajjal yang panasnya adalah sejuk dan yang sejuknya adalah api yang membakar. Mekah dan Madinah memang tampak panas dan gersang tapi di situlah kesejukan hakiki tersedia.
Selamat berziarah ke tanah suci. Selamat melihat gemerlap dunia dari balik jendela akhirat. [Mh]