EU Climate Diplomacy Week 2022 (CDW) fokuskan peran anak muda untuk mengatasi perubahan iklim. Tahun 2022 ini merupakan tahun ke-9 penyelenggaraan CDW.
Acara yang juga dikenal dengan nama Pekan Diplomasi Iklim ini memang merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Uni Eropa. Pada tahun 2021 lalu, acara diadakan online karena masih dalam situasi pandemi.
Baca Juga: Uni Eropa Resmi Tutup Pekan Diplomasi Iklim 2021, Aksi dan Ambisi jadi Kunci Suksesnya
EU Climate Diplomacy Week 2022 Fokuskan Peran Anak Muda untuk Atasi Perubahan Iklim
Pada tahun 2022 ini, acara dilakukan secara hybrid mulai dari 18 September s.d. 1 Oktober 2022. Kegiatan dimulai dengan plogging atau jogging sambil memungut sampah yang diadakan di Jakarta dan Bali.
Sekitar lebih dari 700 orang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Nantinya, acara puncaknya dilakukan pada 1 Oktober 2022 di Gelora Bung Karno (GBK) dengan rangkaian acara pemutaran film dan konser musik.
Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia sekaligus First Counsellor Environment, Climate, Action & ICT, Henriette Faergemann mengungkapkan bahwa acara ini diadakan dengan tujuan menangani perubahan iklim.
Selain itu, juga untuk merayakan inisiatif yang berkembang di masyarakat Indonesia. Acara diadakan pada sekitar bulan September hingga Oktober setiap tahun.
“Delegasi Uni Eropa dan kedutaan besar Negara Anggota UE di seluruh dunia menyelenggarakan acara tersebut untuk mendorong dialog dan kerja sama tentang perubahan iklim, memamerkan kisah sukses, dan menginspirasi tindakan lebih lanjut – Pekan Diplomasi Iklim UE,” ujarnya dalam acara One Day Conference di M Bloc Space, Jakarta.
EU CDW 2022 ini mengangkat tema “Blue and Green for Our Climate” untuk mengakui kontribusi alam terhadap aksi iklim. Oleh sebab itu, energi terbarukan juga menjadi salah satu topik yang dijadikan fokus diskusi.
“Kami memfokuskan keterlibatan pada kaum muda. Dalam jangka menengah dan panjang, meningkatkan investasi dalam energi terbarukan dan efisiensi energi adalah solusi terbaik untuk meningkatkan ketahanan energi, sekaligus mendorong transisi hijau dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Di sinilah diperlukan untuk saling bermitra antara Uni Eropa dan Indonesia,” tambahnya. [Cms]