SEBAIK-BAIK melepas adalah penerjun payung dengan parasutnya. Dan seburuk-buruk melepas adalah aktivitas seseorang di toilet.
Seekor musang hutan begitu berterima kasih dengan pohon durian besar. Begitu sering sang pohon durian menjatuhkan buahnya ke tanah.
Bayangkan, tanpa perlu memanjat tinggi-tinggi, sang musang bisa menikmati buah yang berserakan di tanah.
“Terima kasih pohon durian sudah menyediakan makanan untuk saya,” ucap sang musang kepada pohon durian besar.
“Iya,” jawab sang pohon durian, singkat.
“Kenapa kamu begitu baik kepada saya?” tanya sang musang akhirnya.
Sang pohon durian diam sejenak. Ia belum menjawab. Ia seperti bingung harus menjawab apa.
“Sebenarnya kamu salah sangka terhadap saya, musang!” ucap sang pohon durian.
“Salah sangka?” sergah sang musang, tak mengerti.
“Iya. Aku menjatuhkan buah-buah di tubuhku bukan untuk menyediakan makanan untukmu,” ungkap sang pohon durian.
Sang musang terkejut. “Lalu?” ucapnya.
“Aku merasa terbebani dengan beratnya buah-buah yang begitu banyak melekat di tubuhku. Dengan beban yang berkurang, aku bisa lebih mudah tumbuh lebih tinggi untuk meraih cahaya matahari yang aku paling sukai,” jelas sang pohon durian.
**
Betapa banyak dari kita yang berperilaku seperti pohon durian besar di hutan sana. Kita melepas sesuatu yang kita miliki bukan karena ingin memberi, tapi karena beban yang dikurangi.
Perhatikanlah saat kita meluangkan waktu untuk shalat, untuk menyembah Allah yang Maha Sayang. Kita tunaikan di awal waktu bukan karena rindu. Tapi, karena ingin cepat-cepat melepas beban kewajiban itu.
Perhatikan pula saat kita bersedekah. Kita memasukkan uang ke loket masjid bukan karena uang itu akan sangat bernilai untuk masjid. Melainkan karena hanya uang-uang itu ‘mengotori’ dompet kita: lecek, bau, dan nilainya kecil.
Begitu pun ketika kita memberikan hadiah penganan ke tetangga dan teman. Bukan karena kita prihatin dan ingin menyenangi mereka. Tapi karena penganan itu memang tak kita suka.
Kita dilihat orang lain sedang berbuat yang terbaik. Padahal sebenarnya, kita sedang melepas sesuatu yang tak perlu.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai…” (QS. Ali Imran: 92) [Mh]