ChanelMuslim.com- Sebuah lomba balap motor digelar. Sepuluh pembalap saling berlomba untuk menentukan siapa yang paling unggul.
Mereka pun berbaris dalam jalur antrian yang sudah ditentukan. Masing-masing pembalap bersiap-siap untuk menancap gas ketika pertandingan akan dimulai.
Dan, mulailah adu cepat, adu tangkas, dan adu cekatan berlangsung. Ada sejumlah tikungan berbahaya. Bukan untuk membuat pembalap takut. Justru, sebagai tantangan siapa di antara mereka yang lebih unggul.
Ada tikungan satu, tikungan dua, dan seterusnya. Semuanya sangat berbahaya. Dan akhirnya, ada di antara mereka yang jatuh. Tapi, tidak sedikit yang lolos dari “jebakan” berbahaya itu.
Menariknya, lomba kecepatan dan ketangkasan mengendarai motor tidak pernah keluar dari lintasan yang sudah ditentukan. Jadi, meskipun mereka saling mengadu kecepatan, tak seorang pun dari mereka yang pergi menuruti selera.
Meskipun puluhan kali mereka hanya berputar-putar di jalan yang sama, mereka tetap melaju cepat. Seolah-olah jalan yang dilalui baru dilintasi.
Akhirnya, sebuah tanda diberikan ke semua pembalap. Bahwa, perlombaan sudah usai. Yang menang dan yang kalah sama-sama kembali ke garis yang pernah mereka awali sebelumnya.
**
Hidup ini seperti lomba yang dilakoni para pembalap. Ada adu kecepatan, ketangkasan, dan kegigihan untuk meraih apa yang ditawarkan kehidupan. Ada yang akhirnya terjatuh dan kalah. Dan ada yang dinyatakan menang.
Namun, semuanya akan kembali ke titik di mana mereka mulai. Berbeda dengan balap yang menentukan pemenang yang lebih dulu tiba, pemenang kehidupan adalah mereka yang memiliki nilai baik di garis finisnya.
Sayangnya, tak seorang pun para “pembalap” kehidupan ini yang tahu kapan garis finisnya. [Mh]