MAJU dan mundur merupakan langkah yang saling berlawanan. Namun begitu, ada yang terlihat mundur tapi maju, dan begitu pun sebaliknya.
Di sebuah kerajaan semut, tampak raja sedang menyampaikan pelajaran khususnya kepada pangerannya.
“Anakku, kamu harus hati-hati dengan musuh bebuyutan kita yang bernama undur-undur,” ucap sang raja.
Sang pangeran tampak berpikir keras. Ia minta dijelaskan sekali lagi tentang ciri khusus hewan itu.
Tak mau banyak bicara, raja semut mengajak pangeran mengunjungi sarang undur-undur. Bentuknya kerucut, berada di tanah pasir yang hangat.
Memang, terlihat lubang berbentuk kerucut itu seperti tak berpenghuni. Tapi ketika semut melewati lubang, ia akan terpeselet dan ditarik kedalam oleh monster undur-undur.
Satu hal yang menarik dari undur-undur dalam pengamatan pangeran. “Ayahku, kenapa serangga pemangsa itu selalu bergerak mundur?” tanyanya.
“Anakku, kalian jangan terpedaya. Justru gerakan mundurnya itu merupakan gerak majunya. Ia seperti lemah ketika mundur. Padahal di saat mundur itu, kecepatannya luar biasa.
Sang pangeran semut pun menganngguk pelan.
**
Allah subhanahu wata’ala sepertinya memberikan pelajaran kepada kita tentang hewan yang bernama undur-undur. Dinamakan undur-undur karena ia selalu bergerak mundur.
Ia membangun sarang dengan cara berputar mundur, berburu mangsa dengan melangkah mundur, dan menarik mangsa kedalam juga dengan gerakan mundur.
Dengan kata lain, gerakan mundurnya undur-undur adalah gerakan majunya.
Semoga kita tidak sebaliknya. Gerakan langkah yang terlihat maju kita, pada kenyataannya adalah langkah mundur.
Bukan karena strategi, tapi karena mentalitas yang cenderung untuk setback ke belakang, betah di zona nyaman, dan tidak mau ada tantangan. [Mh]