BENCANA bisa datang pada siapa saja. Termasuk kepada orang-orang soleh.
Mencermati apa yang terjadi di Turki dan Suriah, ada tanda tanya tersendiri dari bencana yang mereka alami. Kenapa bencana juga terjadi terhadap orang-orang soleh.
Turki tergolong negeri muslim yang soleh. Sembilan puluh sembilan warganya muslim. Negerinya menyimpan seribu satu gemilangnya sejarah Islam.
Begitu pun dengan wilayah Suriah yang kini juga tertimpa bencana. Aleppo dan Idlib merupakan gudang para mujahidin yang tak pernah gentar berjuang melawan penindasan pemerintah Suriah yang zalim.
Bisa dibilang, wilayah selatan Turki dan utara Suriah merupakan daerah bersejarah di mana begitu banyak tinta emas perjuangan Islam tertoreh.
Di antaranya, jejak-jejak perjuangan pasukan Shalahuddin Al-Ayyubi yang mondar-mandir di wilayah itu selama kurang lebih 30 tahun.
Begitu pun dengan penaklukan Bizantium yang dilakukan Sultan Muhammad atau Muhammad Al-Fatih. Wilayah tersebut juga menjadi daerah konsolidasi pasukan muslim.
Apa hikmahnya ketika bencana besar juga menimpa mereka?
Hal yang sama pernah terjadi saat Perang Uhud. Korban tewas dari pasukan muslim tergolong banyak, mencapai tujuh puluhan orang.
Ada keluarga dari para syuhada yang seperti protes kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian hal itu dijawab Allah subhanahu wata’ala melalui firmanNya.
“Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapatkan luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikanNya syuhada….” (QS. Ali Imran: 140)
Pelajaran dan anugerah syuhada. Itulah di antara hikmah yang bisa dipetik dari bencana. Tentang hikmah pelajaran tentu bermakna luas antara lain menyadarkan kita tentang kekuasaan Allah subhanahu wata’ala.
Apa yang kita anggap baik boleh jadi tidak demikian di sisi Allah. Begitu pun sebaliknya, apa yang kita anggap buruk boleh jadi baik di sisi Allah. Allah Maha Mengetahui sementara kita tidak mengetahui.
Tentang hikmah syuhada, itulah baik sangka kita terhadap saudara-saudara kita yang tewas di sana. Sebagaimana bencana thaun yang pernah menimpa negeri syam yang saat ini bernama Suriah. Saat itu bencana mematikan itu menewaskan kurang lebih 25 ribu para sahabat dan keluarga mereka.
Bencana mematikan juga mengajarkan tentang hidupnya hati orang-orang mukmin. Mereka tidak mengeluh dengan bencana, tidak menyalahkan takdir Allah subhanahu wata’ala. Justru menjadikan hati mereka kian dekat dengan Allah subhanahu wata’ala.
Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah, dan siapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Tagabun: 11)
Jadi, jangan salah sangka kalau musibah besar itu sebagai kemarahan atau kutukan Allah. Justru sebaliknya, ada hikmah yang Allah siapkan untuk mereka.
Boleh jadi, sebagai tempaan mental agar mereka siap menjadi pemimpin dalam perang akhir zaman yang diisyaratkan Rasul terjadi di wilayah mereka. [Mh]