MENYADARI ciri anak yang memasuki balig ini akan membuat kita sebagai orang tua lebih perhatian terhadap anak. Dalam artian, kita akan fokus untuk terus mendidiknya agar menjadi baik.
Ketika anak memasuki usia akil balig, banyak perubahan terjadi pada diri anak.
Baca Juga: Pentingnya Menyiapkan Pendidikan Akil Baligh agar Anak Menjadi Insan Bertanggung Jawab
Ciri Anak yang Memasuki Masa Balig
Tidak sekedar perubahan fisik tapi juga perubahan psikologis. Anak-anak yang memasuki masa aakil balig mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Pertumbuhan fisik yang cepat
Begitu anak mengalami akil balig atau pubertas, biasanya diiringi dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Mereka tumbuh lebih tinggi dan besar.
Masing-masing gender juga memiliki ciri khusus yang membentuk tubuh mereka sehingga terjadi perbedaan yang sangat jelas antara laki-laki dan perempuan.
Emosinya tidak stabil
Anak-anak yang sudah baligh menjadi lebih sensitive dengan kondisi dirinya sendiri. Mereka sering merasa tidak puas pada keadaan fisik juga pada kondisi sosial mereka.
Tidak jarang hal-hal yang mereka anggap sebagai kekurangan menyebabkan mereka krisis percaya diri.
Perkembangan seksual sangat menonjol
Sudah mulai muncul ketertarikan pada lawan jenis. Sudah bisa mengatakan siapa yang cantik atau yang ganteng. Bahkan sering muncul keinginan untuk mencoba merasakan memiliki pacar.
Cara berpikirnya kausalitas (hukum sebab akibat)
Selalu berpikir jika aku berbuat begini maka hasilnya sudah pasti begitu. Kalau aku tidak cantik pasti orang-orang tidak akan suka sama aku.
Cara berpikir seperti ini terkadang membuat anak menjadi tidak mau mencoba sesuatu yang baru.
Terikat pada kelompoknya
Sikap seperti ini juga lebih banyak membuat anak mati langkah. Dia tidak mau mencoba sesuatu jika teman-teman bermainnya tidak ada yang mau mencoba.
Hal yang lebih sulit jika segala keputusan diambil berdasarkan pendapat teman-temannya itu.
Jika tugas perkembangan sebelum masa balig terpenuhi, maka perkembangan fisiknya akan dibarengi dengan kematangan emosi dan tanggung jawabnya atau cara berpikir kausalitasnya (tamyiz).
Anak akan tumbuh sebagai seorang dewasa yang baik.
Kesiapannya sebagai orang dewasa juga bisa dilihat dari interaksi sosialnya. Ia akan mampu memilih teman dekat yang baik bagi dirinya. Ia juga mampu membatasi pergaulan tanpa bersikap masa bodoh.
[MAY/Cms]