ChanelMuslim.com- Namaku ulat. Aku baru saja menetas dari telur yang diletakkan mamaku di balik daun pohon.
Meski tampak menjijikkan, aku baik kok. Aku tidak mengganggu orang lain. Tapi, ya, tetap saja, orang menilaiku rendah karena memang aku tidak menarik, menjijikkan, dan rakus.
Kegiatanku tak pernah jauh dari daun. Ya, tak ada sedetik pun kulewati begitu saja tanpa melahap daging daun. Hmm, lezaat.
Aku tak peduli apakah pohon yang daunnya kulahap akan bernasib seperti apa. Toh, daun yang dimiliki pohon masih banyak yang sisa. Dan kalaupun habis, nanti juga akan tumbuh lagi.
Kalau sudah sibuk makan begini, aku tak peduli dengan sekitar. Ada yang sakit kah, yang butuh bantuankah, atau sekadar menyapa dan berbasa-basi.
Ah, biarkan saja. Bukan urusanku. Hal utama yang harus kulakakukan: makan, makan, dan makan.
Kerakusanku inilah yang tidak kusadari telah mengganggu banyak pihak. Pohon yang daunnya kulahap akan meradang. Dan, tidak sedikit juga manusia yang kecewa dengan tanamannya yang menjadi rusak tak karuan.
Pada saatnya, Tuhan mentakdirkanku untuk berhenti sejenak. Tak lama, hanya sekitar sepuluh hari. Kebiasaanku kupaksa berubah total. Aku sama sekali tak makan. Tak bergerak, dan terkunci dalam sebuah ruang yang bernama kepompong.
Dari luar, orang akan menilaiku sebagai makhluk yang sudah mati. Karena keadaanku yang berdiam begitu sempurna. Diam, dan terus berdiam.
Aku tak peduli dengan orang-orang sekitar yang akan mencariku. Mungkin juga kolega yang merasa kehilangan dengan sosokku. Atau mungkin juga mereka yang bersukur karena ketiadaanku.
Sekali lagi, aku tak peduli mereka mencariku atau tidak. Aku tak peduli mereka merasa kehilanganku atau biasa saja. Yang penting, aku harus diam dan terus diam di sebuah ruang.
Ah, sepuluh hari yang membosankan. Tapi, memberiku seribu satu perubahan total. Ya, kini aku bukan ulat dan tak lagi di kepompong. Aku telah berubah total.
Kini aku tak menjijikkan seperti dulu. Aku pun tak lagi rakus dengan melahap daun yang telah memfasilitasi hidupku tanpa belas kasih.
Ya, aku telah berubah menjadi begitu indah. Tak lagi bergantung pada hal-hal rendah di bawah sana.
Hidupku kini selalu berada di ketinggian, penuh pesona, dan memberikan manfaat untuk siapa pun yang kuhinggapi. (muhammad nuh)