ChanelMuslim.com- Sepasang suami isteri kerap memperhatikan jemuran baju tetangga sebelahnya. Melalui jendela kaca mereka,
jemuran-jemuran itu berjajar seperti ikan di akuarium.
“Ih, payah amat sih tetangga kita itu. Masak nyuci pakaian kayak gitu,” ucap sang isteri kepada suaminya.
“Memangnya kenapa, Ma?” sahut sang suami memperlihatkan kebingungannya.
“Lihat saja, cucian pakaian itu masih kotor,” jelas sang isteri sambil berlalu.
Keesokan harinya, hal yang sama pun terulang. Keduanya lagi-lagi memperhatikan hasil cucian tetangganya yang terjemur tak jauh dari jendela rumah mereka.
“Pa, bilangin ke tetangga kita itu, kalau nyuci yang bersih apa,” ucap sang isteri ke suaminya. Sang suami hanya terdiam seperti tak memahami ucapan isterinya.
Di hari yang ketiga, lagi-lagi keduanya mengamati jemuran tetangganya dari balik jendela kaca. Kali ini, sang isteri tidak lagi memperlihatkan wajah kesalnya.
“Wow, ada perubahan rupanya,” ucapnya seketika.
“Apanya yang berubah, Ma?” timpal sang suami.
“Coba lihat itu, Pa. Hasil cucian tetangga kita sekarang sudah berubah. Bersih!” jelas sang isteri sembari mendekat ke arah jendela kaca.
“Ma, selama ini kamu salah paham,” ucap sang suami.
“Maksud Papa?” sahut sang isteri tak mengerti.
“Iya, tak ada perubahan dari cucian tetangga kita sejak kemarin lalu hingga hari ini,” jelas sang suami.
“Tapi, sekarang kan lebih bersih, Pa!” sanggah sang isteri.
“Ma, yang sekarang bersih itu bukan cuciannya. Tapi kaca jendela kita. Baru tadi Papa bersihkan yang sejak beberapa hari lalu kotor,” jawab sang suami, ringan. Dan sang isteri pun terdiam malu.
**
Dalam keseharian, tak jarang kita menilai sesuatu dari pikiran dan emosi kita. Sesuatu di luar sana, dalam pandangan kita menjadi kotor, buruk, dan banyak kekurangan.
Padahal, boleh jadi, bukan sesuatu itu yang kotor, buruk, dan tak layak. Kaca jendela pikiran dan hati kitalah yang perlu dibersihkan. (muhammad nuh)