JANGAN tunda kebaikan. Karena, kita tak tahu apakah satu detik berikutnya kita masih ada di dunia ini.
Jangan menunda perbuatan baik. Meskipun penundaan dilakukan hanya sebentar. Hal ini karena kita tak pernah tahu pasti kapan ajal kita tiba.
Dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada dua bisikan yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu. Ada bisikan buruk untuk melakukan hal buruk, dan ada bisikan baik untuk melakukan hal baik.
Meski masih dalam hati, dua niat yang digerakkan dari bisikan itu memiliki status dosa dan pahala yang berbeda. Jika niat buruk tidak jadi direalisasikan, maka nilainya nol. Tapi jika niat baik juga tidak direalisasikan pahalanya satu.
Jadi, meski masih dalam tataran niat, niat baik saja sudah berpahala. Tapi niat buruk, belum ditulis dosa. Inilah wujud dari rahmat atau kasih sayang Allah subhanahu wata’ala.
Lalu, bagaimana jika direalisasikan? Jika niat buruk direalisasikan, maka dosanya satu. Tapi jika niat baik direalisasikan, nilainya sepuluh. Masya Allah.
Karena itu, jangan pernah menunda-nunda untuk berbuat baik. Ketika hati bulat untuk berbuat baik, maka segeralah lakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perlahan-lahan dalam berbuat sesuatu itu baik. Kecuali dalam perbuatan yang berkenaan dengan akhirat.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi, dan Hakim)
Dalam hal bersedekah, bersegera untuk melakukannya lebih diutamakan lagi. Ada hikmah bersegera dalam sedekah yang pernah disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Bersegeralah bersedekah, karena bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR. Baihaqi)
Artinya, pahala dari bersedekah bisa menangkal seseorang mengalami bencana atau musibah. Secepat apa pun bencana itu datang, tidak akan pernah mendahului sedekah.
Karena itulah, penyesalan mereka yang dalam sakaratul maut adalah meminta untuk tunda ajal agar bisa bersedekah dan menjadi orang soleh.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kalian.
“Lalu, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah dan akan menjadi orang-orang soleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10)
Masalahnya, tak seorang pun yang bisa menjamin bahwa satu detik kedepan, ia masih hidup. Dan penundaan akan berakibat fatal karena perbuatan baik tidak jadi dilakukan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan, “…Janganlah kalian menunda-nunda (sedekah). Karena (jangan sampai) jika nyawa sudah sampai di tenggorokan, kalian baru mengatakan, ‘Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian.’ Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jangan pernah menunda kebaikan, karena itu aset kita yang sebenarnya. Aset yang akan menjadi bekal menghadap Allah subhanahu wata’ala. [Mh]